Asa Serial Lokal Jadi Raja di Dalam dan Luar, Bak Drama Korea

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Minggu, 14 Mar 2021 10:34 WIB
Di tengah tayangan luar negeri yang merajai layanan streaming, serial lokal Indonesia mulai berupaya merebut pasar dan menjadi raja di dalam dan luar negeri.
Saiyo Sakato. (Dok. GoPlay)

Ketika pergerakan pasar mulai terlihat, kata Satrio, akan semakin banyak pemilik modal seperti rumah produksi dan platform streaming yang tertarik menggarap serial lokal.

Indikasi ini setidaknya bisa dilihat dari pergerakan MD Pictures yang biasa memproduksi sinetron dan film. Mereka bekerja sama dengan WeTV yang baru beroperasi di Indonesia awal 2020 untuk membuat serial lokal bertajuk My Lecturer My Husband.

"Kami enggak membuat konten (sinetron) free to air karena sudah sunset, sudah jam 18:00, sebentar lagi gelap dan lama-lama enggak bisa lagi main di sana. Di sisi lain, kami juga enggak mau membuat serial lokal di OTT sembarangan," kata CEO MD Pictures, Manoj Punjabi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak awal, WeTV memang menyasar penggemar drama Asia, seperti konten asal Mandarin, Thailand, dan tentunya Indonesia. WeTV pertama kali membuat serial Yowis Ben: The Series yang bekerja sama dengan Starvision Plus.

"Kami ingin membuat konten lokal yang berkualitas. Bukan berarti yang sudah ada tidak berkualitas tetapi ada gap perlakuan yang berbeda, perlakuan belum sampai ke tahap film. Kami ingin eksplorasi di situ," kata Country Manager WeTV dan iflix Indonesia, Lesley Simpson, kepada CNNIndonesia.com.

[Gambas:Youtube]

Dengan MD Pictures, WeTV bekerja sama untuk memproduksi serial My Lecturer My Husband. Serial ini sebenarnya berisi cerita yang sangat sederhana, yaitu soal perjodohan. Namun, eksekusi dari sisi teknis dan non teknis terbilang baik.

Manoj mengakui bahwa memproduksi serial yang berkualitas akan lebih sulit dan mahal dari biasanya. Namun, tantangan itu tidak menjadi masalah baginya selama bisa memproduksi serial berkualitas semaksimal mungkin.

"Biaya produksi film beragam, ada yang Rp4 miliar, Rp10 miliar, dan Rp 20 miliar, tingkatnya berbeda. Begitu pula produksi serial lokal dengan penggarapan setara film. Biaya produksi My Lecturer My Husband bisa dibilang tingkatan atas kalau di film," kata Manoj.

Menarik Penonton Global

Lebih jauh, kehadiran OTT juga dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan serial Indonesia ke pasar global karena bisa diakses di berbagai negara lain. Viu, misalnya, sampai saat ini bisa diakses 16 negara.

"Penonton dari luar negeri ada. Negara ini lesser known in terms of content ketimbang negara lain. Konten Indonesia jarang keluar, tapi sejauh ini penikmat serial lokal ada dari Singapura dan Thailand. Penonton tidak besar, tetapi ada," kata Varun.

Ia menilai industri hiburan Indonesia perlu mendapat dukungan penuh dari pemerintah bila benar-benar ingin menarik perhatian penonton global. Varun mencontohkan Jepang yang sangat mendapat dukungan hingga berbagai kontennya dikenal dunia.

"Korea melakukan hal yang sama dengan Jepang. Sebelum Korea kan Jepang lebih dulu. Kemudian Korea memasukkan berbagai budaya dalam konten yang disebar ke seluruh dunia. Kita perlu Indonesia sampai ke tahap itu," katanya.

Serupa dengan Viu, serial lokal di WeTV juga mendapat penonton dari luar negeri. Lesley mengklaim Malaysia menjadi negara selain Indonesia yang banyak menonton serial tersebut.

"Saya berharap bisa keliling seluruh dunia. Saat ini kami sedang proses pengerjaan subtitle dan menyesuaikan penyensoran dengan pemerintah di beberapa negara," kata Lesley.

Selain Asia, ia mengatakan WeTV juga tersedia di kawasan Amerika Serikat, Australia, dan Eropa. Beberapa kali My Lecturer My Husband sempat menempati peringkat atas serial lokal yang paling ditonton di beberapa negara tersebut.

"Mungkin memang penonton di negara yang disampaikan Lesley tidak banyak, tetapi mulai tumbuh. Menurut saya, ini adalah starting step yang baik bagi serial lokal," kata Manoj.

Ia kemudian berkata, "Target kita ke depan harus tumbuh lebih baik, tapi yang pasti kita harus jadi tuan rumah dulu dan itu sudah ada tanda positif."

(has)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER