Rumah produksi Visinema Pictures hadirkan dokumenter pertamanya bertemakan lingkungan. Teaser trailer film dokumenter Pulau Plastik: Perjalanan dan Catatan untuk Masa Depan resmi dirilis pada akhir pekan kemarin (3/4).
Film ini digagas sutradara dokumenter Dhandy Laksono dan Rahung Nasution. CEO Visinema Angga Dwimas Sasongko turut berperan sebagai produser eksekutif.
Lautan Indonesia menjadi salah satu tempat yang disorot dalam film dokumenter ini. Terlihat banyak sampah yang mengambang dan tenggelam hingga mengganggu kehidupan hewan luat, salah satunya adalah penyu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kurang dari lima menit, saya sudah menemukan sedotan plastik sedemikian banyak," Kata musisi sekaligus aktivis lingkungan Gede Robi dalam trailer.
Dalam sebuah penampilan musik bersama band Navicula yang ia huni, Robi juga mengingatkan bahwa Indonesia menyandang predikat negara kedua terbesar di dunia penyumbang sampah plastik ke lautan.
Trailer ini juga memperlihatkan sejumlah sampah plastik dari 40 tahun lalu yang belum terurai. Sampah tersebut ditemukan saat kegiatan pembersihan pantai dan laut dilakukan.
Bahkan, sampah plastik yang berada di laut sangat berdampak pada ikan yang hidup di dalamnya. Hal ini terbukti dari penemuan mikroplastik,komponen plastik yang berukuran kurang dari lima milimeter, dalam tubuh ikan bandeng.
"Jika dibiarkan, dalam 10-20 tahun ke depan tumpukan sampah plastik sekali pakai akan mendominasi bumi, yang juga merupakan rumah bagi anak cucu kita semua," keterangan film dokumenter Pulau Plastik.
Film dokumenter ini disutradarai oleh Dandhy Laksono dan Rahung Nasution. Pulau Plastik: Perjalanan dan Catatan untuk Masa Depan dijadwalkan tayang di bioskop pada waktu yang belum diumumkan.
Pulau Plastik: Perjalanan dan Catatan untuk Masa Depan juga merupakan proyek kolektif Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput, dan Watchdoc, yang sama-sama memiliki visi pelestarian lingkungan.
(adp/fjr)