ANALISIS

Mengapa Gelaran Oscar 2021 Tak Lagi Ingar Bingar?

Fajar Fadhillah | CNN Indonesia
Selasa, 27 Apr 2021 16:13 WIB
Gelaran Oscar 2021 menyisakan banyak tanya. Format, dan sejumlah keputusan The Academy memancing kecewa sejumlah orang.
Sutradara, tim produksi, dan pemain film Nomadland (Foto: AP/Chris Pizzello)
Jakarta, CNN Indonesia --

"Kenapa Nomadland?, Siapa itu Chloe Zhao?" pertanyaan mungkin ada di benak sejumlah orang melihat hasil dari Oscar 2021 yang bergulir akhir pekan lalu.

"Kenapa tidak Minari yang menang? Bukankah film tersebut adalah penerus Parasite?" ada respons spontan yang terlontar. "Tapi, kenapa juga Minari? Memangnya Anda sudah nonton?"

Ekspektasi dan narasi yang timbul dari ingar bingar membuat seakan-akan Oscar hanya jadi ajang menjawab prediksi. Nyatanya, penghargaan adalah penghargaan, bukan tugas The Academy menjawab prediksi publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah mencatat, Oscar tidak selalu memenangkan film yang tengah populer dan tayang di bioskop. Justru, dengan memenangkan Oscar, popularitas sebuah film melambung.

Predikat Best Picture pada Academy Awards atau Oscar bukanlah ganjaran atas popularitas sebuah film, melainkan 'obat kuat' yang membuat film berjaya dalam jangka waktu lama.

Chloe Zhao, winner of the awards for best picture and director for Chloe Zhao menjadi sutradara terbaik pada ajang Oscar 2021 melalui Nomadland, film yang juga terpilih jadi yang terbaik (Foto: AP/Chris Pizzello)

Itu lah yang terjadi pada Titanic (1997), Million Dollar Baby (2004), Slumdog Millionaire (2008), 12 Years a Slave (2013), Spotlight (2015), dan lain-lain. Popularitas tak memberikan mereka Oscar, tapi sebaliknya.

Judul-judul tersebut besar dan melegenda usai didapuk sebagai film terbaik. Tayangan ulangnya jadi 'barang' berharga.

Maka dari itu, bukan hal baru saat predikat 'Best Picture' pada Oscar tidak mencerminkan popularitas sebuah film sebelum predikat tersebut diberikan.

Rating Turun Drastis

Penyelenggara mengakali format, tempat, dan 'gaya' acara agar Oscar 2021 dapat ditayangkan secara normal, bahkan tanpa masker yang menutupi para bintang.

Namun, rupanya hal tersebut tak bisa menyelamatkan rating tayangan Oscar 2021. Rating turun anjlok, Nielsen mencatat rata-rata kepemirsaan Oscar 2021 hanya di angka 9,8 juta.

Tahun lalu, rata-rata angka kepemirsaan 23,6 juta. Rating tayangan Oscar 2021 anjlok 58 persen dan menjadi yang terendah dalam sejarah. Hal tersebut semakin mengurangi ingar bingar gelaran Oscar.

Oscar pernah menjadi sebuah tayangan primadona. Nielsen mencatat, pada tahun 2014, tayangan Academy Awards atau Oscar mencapai puncak ketenarannya.

Kala itu, rata-rata kepemirsaan ada di angka 43,7 juta dan mendapat rating 24,7 persen. Kala itu, Ellen DeGeneres didapuk sebagai pembawa acara utama.

Selfie Ellen DeGeneresSelfie Ellen DeGeneres dan para bintang di gelaran Oscar 2014 (Foto: Dok. Ellen DeGeneres via Twitter (@TheEllenShow))

Oscar yang memenangkan 12 Years a Slave sebagai film terbaik tersebut pun melahirkan salah satu foto ikonis dalam sejarah ajang penghargaan, di mana Ellen mengajak sederet bintang besar berswafoto.

Setelahnya, pamor Oscar menurun dan pandemi Covid-19 melengkapi predikat Oscar 2021 sebagai Oscar tersepi, hal yang sudah diramalkan sejak gelaran Golden Globe.

Golden Globe Awards, yang kerap disebut sebagai ajang pemanasan dan prediksi Oscar mengalami penurunan kepemirsaan yang sama parah, turun 60 persen, dengan rata-rata kepemirsaan hanya 6,9 juta penonton.

Ujung Oscar 2021 yang Mengecewakan dan Menimbulkan Tanya

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER