Jakarta, CNN Indonesia --
"Kenapa Nomadland?, Siapa itu Chloe Zhao?" pertanyaan mungkin ada di benak sejumlah orang melihat hasil dari Oscar 2021 yang bergulir akhir pekan lalu.
"Kenapa tidak Minari yang menang? Bukankah film tersebut adalah penerus Parasite?" ada respons spontan yang terlontar. "Tapi, kenapa juga Minari? Memangnya Anda sudah nonton?"
Ekspektasi dan narasi yang timbul dari ingar bingar membuat seakan-akan Oscar hanya jadi ajang menjawab prediksi. Nyatanya, penghargaan adalah penghargaan, bukan tugas The Academy menjawab prediksi publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah mencatat, Oscar tidak selalu memenangkan film yang tengah populer dan tayang di bioskop. Justru, dengan memenangkan Oscar, popularitas sebuah film melambung.
Predikat Best Picture pada Academy Awards atau Oscar bukanlah ganjaran atas popularitas sebuah film, melainkan 'obat kuat' yang membuat film berjaya dalam jangka waktu lama.
 Chloe Zhao menjadi sutradara terbaik pada ajang Oscar 2021 melalui Nomadland, film yang juga terpilih jadi yang terbaik (Foto: AP/Chris Pizzello) |
Itu lah yang terjadi pada Titanic (1997), Million Dollar Baby (2004), Slumdog Millionaire (2008), 12 Years a Slave (2013), Spotlight (2015), dan lain-lain. Popularitas tak memberikan mereka Oscar, tapi sebaliknya.
Judul-judul tersebut besar dan melegenda usai didapuk sebagai film terbaik. Tayangan ulangnya jadi 'barang' berharga.
Maka dari itu, bukan hal baru saat predikat 'Best Picture' pada Oscar tidak mencerminkan popularitas sebuah film sebelum predikat tersebut diberikan.
Rating Turun Drastis
Penyelenggara mengakali format, tempat, dan 'gaya' acara agar Oscar 2021 dapat ditayangkan secara normal, bahkan tanpa masker yang menutupi para bintang.
Namun, rupanya hal tersebut tak bisa menyelamatkan rating tayangan Oscar 2021. Rating turun anjlok, Nielsen mencatat rata-rata kepemirsaan Oscar 2021 hanya di angka 9,8 juta.
Tahun lalu, rata-rata angka kepemirsaan 23,6 juta. Rating tayangan Oscar 2021 anjlok 58 persen dan menjadi yang terendah dalam sejarah. Hal tersebut semakin mengurangi ingar bingar gelaran Oscar.
Oscar pernah menjadi sebuah tayangan primadona. Nielsen mencatat, pada tahun 2014, tayangan Academy Awards atau Oscar mencapai puncak ketenarannya.
Kala itu, rata-rata kepemirsaan ada di angka 43,7 juta dan mendapat rating 24,7 persen. Kala itu, Ellen DeGeneres didapuk sebagai pembawa acara utama.
 Selfie Ellen DeGeneres dan para bintang di gelaran Oscar 2014 (Foto: Dok. Ellen DeGeneres via Twitter (@TheEllenShow)) |
Oscar yang memenangkan 12 Years a Slave sebagai film terbaik tersebut pun melahirkan salah satu foto ikonis dalam sejarah ajang penghargaan, di mana Ellen mengajak sederet bintang besar berswafoto.
Setelahnya, pamor Oscar menurun dan pandemi Covid-19 melengkapi predikat Oscar 2021 sebagai Oscar tersepi, hal yang sudah diramalkan sejak gelaran Golden Globe.
Golden Globe Awards, yang kerap disebut sebagai ajang pemanasan dan prediksi Oscar mengalami penurunan kepemirsaan yang sama parah, turun 60 persen, dengan rata-rata kepemirsaan hanya 6,9 juta penonton.
Mematahkan Prediksi Populer
Absennya ingar bingar Oscar tentu dipengaruhi pandemi Covid-19 yang melanda. Hal mendasar yang terjadi adalah masyarakat umumnya tidak pergi ke bioskop.
Tentu hal tersebut membuat paparan informasi mengenai kualitas film tidak merata. Belum lagi para produsen film yang menahan jadwal rilis, karena enggan menyia-nyiakan potensi penonton.
Kurang meleknya masyarakat pada film teranyar membuat prediksi yang lalu lalang di masyarakat jadi sederhana. Ada dua judul film yang sebelumnya diprediksi menang, Minari dan The Trial of the Chicago 7.
Trial of the Chicago 7 dinilai sejumlah pihak mencerminkan psikologis sosial budaya masa kini, dengan sajian drama yang seru. Ya, bisa saja banyak yang menilai, film tersebut tayang di Netflix.
Minari, bermodalkan bahasa dan pemain dari Korea Selatan, orang serta-merta menyebutnya sebagai penerus kesuksesan film Parasite, yang merupakan film terbaik di Oscar sebelumnya.
"The Oscar goes to.. Nomadland," ucap aktris senior Rita Moreno membacakan pemenang 'Best Picture' di gelaran Oscar 2021. Sederet prediksi tumbang, termasuk situs Golden Derby yang dinilai akurat dalam memprediksi.
"Waduh belum nonton" ucap seorang netizen menanggapi informasi kemenangan Nomadland di media sosial.
"Aku belum nonton ini," ucap akun lainnya.
Awam akan berbondong-bondong mencari cara untuk menonton film karya sutradara Chloe Zhao ini. Tapi, itu hal biasa sesungguhnya. Begitulah yang terjadi pada Parasite (2019), Spotlight (2015), Moonlight (2016), The Shape of Water (2017) dan lainnya.
Nomadland sesungguhnya tak sendiri, film yang 'underdog' yang tiba-tiba mentereng di Oscar. Mari kembali sejenak, dan bertanya seberapa banyak orang yang mengenal Bong Joon-ho sebelum Parasite raih sukses di Oscar? Tentu tak banyak.
Kembali lagi ke premis awal, Oscar tidak bertugas menjawab ekspektasi publik, atau bahkan sekadar mengganjar popularitas sebuah film. Oscar adalah bentuk penghargaan karya.
'Gimmick' yang Berujung Kekecewaan
Ada yang tak biasa pada gelaran Oscar 2021 kemarin. Biasanya, 'Best Picture' disimpan sebagai nominasi pamungkas, diumumkan di akhir acara, tapi tidak malam itu.
Pengumuman film terbaik tak dilakukan di ujung acara, melainkan sebelum pengumuman aktor dan aktris terbaik. Ini tidak biasa tentunya.
Nominasi 'Actor in a Leading Role' atau aktor terbaik dijadikan puncak acara, sehingga banyak orang berpikir bahwa mendingan Chadwick Boseman lah yang akan menerimanya.
Ini menjadi Oscar pertama sejak Kanker merenggut nyawa Boseman Agustus 2020 lalu. Oscar 2021 juga memberi sejumlah bentuk penghargaan untuk pemeran Black Panther tersebut.
 Boseman gagal terima penghargaan dari Oscar, sebagaimana yang diterima Heath Ledger pada tahun 2009 (Foto: (dok. Warner Bros Pictures via IMDb)) |
Boseman masuk sebagai nomine dalam kategori 'Actor in a Leading Role', berbekal kemampuan beraktingnya dalam film Ma Rainey's Black Bottom.
Sungguh haru, seakan pemirsa akan diberi pengalaman yang sama ketika Heath Ledger menerima piala Oscar 2009 melalui aktingnya di The Dark Knight, setahun setelah kematiannya.
"The Academy Award for Actor goes to.. Anthony Hopkins, The Father" ucap aktor Joaquin Pheonix malam itu, dan seketika situasi canggung sempat hadir sebelum acara Oscar 2021 resmi ditutup.
Tak ada ingar bingar, rating turun drastis, mematahkan prediksi populer, dan gimmick yang berujung kekecawan.