Sekitar satu setengah tahun lalu, Noah Beck, pemilik akun TikTok @noahbeck, memulai kreasinya di rumah. Mahasiswa Universitas Portland, Oregon, ini cuma memakai senter sebagai pencahayaan.
Namun siapa sangka, itu jadi awal popularitasnya di TikTok dan membuahkan hampir 30 juta pengikut saat ini.
Video unggahannya sejalan dengan tren video TikTok yang sedang berkembang seperti video tarian singkat, lip-sync juga fragmen kehidupan sang kreator.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video-video yang tampaknya tidak bermakna, berisi kesenangan pribadi tapi rupanya mampu memikat pelaku industri mode bahkan sampai pada label fashion mahal alias luxury brand.
"Sungguh gila, betapa cepatnya saya tumbuh. Saya tidak yakin mengapa. Sebenarnya tidak ada rahasia di baliknya. Saya konsisten, dan mengunggah hal-hal yang saya sukai, apakah itu tren atau hanya hal-hal yang membuat saya bahagia," kata Beck dalam wawancaranya dengan CNN di Paris.
"Ada perhatian yang datang lewat unggahan video, dan serotonin akibat notifikasi ponsel Anda. Itulah yang mendorong kita sebagai generasi sekarang. Sama konyolnya dengan kedengarannya."
Dalam perkembangannya, pada Juli 2020 ia bergabung dengan Sway House, perkumpulan dan rumah kreator TikTok di Los Angeles. Di sana ia tinggal bersama kreator TikTok lain yang juga populer.
Tak pelak ini pun menambah audiensnya. Tampaknya popularitas dan pengaruh TikTok mulai dilirik pelaku industri mode.
Beck pun mendapat kesempatan untuk mengulas koleksi busana pria musim gugur-musim dingin dari label Louis Vuitton di majalah Vogue.
Pada Maret, wajahnya menghiasi sampul majalah VMAN, majalah mode independen yang berbasis di New York. Ia bergaya dalam balutan stoking jaring, jin, dan sepatu hak tinggi.
Pria usia 20 tahun ini boleh bangga sebab sesi foto dibidani oleh Nicola Formichetti yang kerap mendandani penyanyi Lady Gaga. Formichetti mengungkapkan Beck memang punya 'sesuatu'.
"Sangat menyenangkan bekerja dengan seseorang yang sangat percaya diri akan siapa dirinya, dan terbuka untuk eksplorasi dan tantangan berbagai jenis mode. Ada sesuatu tentang Noah. Dia generasi barunya Marky Mark," ungkap Formichetti.
Bisnis luxury brand, seperti capnya 'luxury' alias mewah, glamor, berkilau menjalankan kampanye produk yang kuat dan biaya besar. Sedangkan TikTok bersifat mainstream, menyentuh semua kalangan. Keduanya begitu kontras dan tampak aneh saat dikawinkan.
Akan tetapi nyatanya TikTok begitu efektif menjaring calon klien usia muda. Hedi Slimane, direktur kreatif label Celine, menggandeng TikToker Noen Eubanks. Langkah ini membuat kampanye label Celine mampu jadi 'headline' konsumen mode.
Ada pula Bryan Grey Yambao, seorang fashion blogger yang juga TikToker, pernah bekerja sama dengan sejumlah luxury brand seperti, Gucci, Dior, Prada dan Valentino.
Yambao mengungkapkan kebebasan yang diberikan label-label ini membuatnya bisa berkreasi menyesuaikan audiens atau pengikutnya. Cukup sulit ketika label terlalu spesifik, terlalu banyak memberikan kontrol dan sederet tagar yang sebenarnya tidak efektif.
"Jika Anda melihat orang-orang paling sukses di TikTok, mereka melakukan hal-hal yang relevan (relatable). Mereka tidak akan pernah sempurna. Mereka tidak akan pernah menunjukkan keberadaannya yang sempurna. Beberapa label ragu untuk membiarkannya," kata pria yang dikenal dengan sebutan BryanBoy ini.
Semakin dikenal luas, bukan berarti makin santai dan bebas dari pandangan miring publik. Beck pun menghadapi aneka konsekuensi setelah 'nampang' di sampul VMAN.
Netizen berkomentar kalau pemotretan itu bentuk 'queerbaiting' atau taktik pemasaran di mana identitas LGBTQ+ digunakan sebagai alat jualan.
Ia pun dihujani kritik karena melakukan perjalanan ke Bahama di tengah masa pandemi akhir tahun lalu. Harus diakui, kritik-kritik itu begitu pedas hingga membuatnya 'tersengat'.
Namun ia mencoba tidak mengambil komentar negatif itu secara pribadi sebab netizen tidak mengenalnya secara pribadi.
"Jika seseorang meninggalkan komentar kebencian di salah satu unggahan saya, saya ingin duduk bersama mereka selama 5 menit. Jika mereka masih merasakan hal yang sama, tidak apa-apa, saya melakukan apa yang saya bisa," katanya.
"Tapi saya bohong kalau saya berkata saya tidak membaca beberapa komentar. Saya bohong kalau saya bilang itu tidak sampai ke saya, kadang-kadang."
(els/fjr)