Mengenal Tradisi Kubur Batu Sangihe lewat Animasi di RDI

CNN Indonesia
Kamis, 05 Agu 2021 20:20 WIB
Tradisi kubur batu dilestarikan hingga kini oleh masyarakat setempat. Untuk mengenal lebih jauh, tonton animasi tradisi kubur batu di Rumah Digital Indonesia.
Tayangan animasi tradisi kubur batu Sangihe di Rumah Digital Indonesia (Foto: Rumah Digital Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Prosesi penguburan menjadi salah satu tradisi sakral yang dilakukan masyarakat Pulau Sangihe, Sulawesi Utara sejak masa lampau.

Prosesi ini dikenal sebagai tradisi kubur batu. Mereka percaya tradisi kubur batu adalah bagian dari cara membawa yang mati memasuki dunia roh.

Tradisi yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu dilakukan dengan menutup kuburan orang yang meninggal menggunakan lempengan batu besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lempengan batu yang digunakan untuk menutup kubur memiliki besar dan tebal yang berbeda. Ukuran dan ketebalan lempengan batu menunjukkan status sosial orang yang meninggal.

Makin besar dan tebal lempengan batu, makin tinggi pula status sosial orang yang meninggal itu. Lempengan batu yang sudah diambil di tepi pantai akan diangkut secara gotong royong oleh warga.

Lempengan batu akan diangkut oleh 50-100 orang dan dilakukan bergantian. Saat lempengan batu diangkut, seseorang yang memimpin prosesi itu duduk di atas batu tersebut.

Pengangkutan batu dari tepi pantai menuju tempat penguburan ini diiringi tabuhan tagonggong, alat musik tradisional Sangihe. Pengangkutan batu bisa memakan waktu lama, tergantung ukuran lempengan batu.

Setelah lempengan batu tiba di tempat penguburan, pemimpin adat akan berdoa terlebih dahulu, barulah batu tersebut diletakkan menutupi kuburan.

Prosesi kubur batu kemudian ditutup dengan jamuan makan bersama yang disediakan keluarga orang yang meninggal.

Berdasarkan penelitian, artefak yang ditemukan bersama lempengan batu itu yakni tembikar, keramik, dan logam. Benda-benda tersebut kemungkinan bagian dari ritual penghormatan terhadap orang yang meninggal di masa lalu.

Berdasarkan data Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Utara, ada 682 kubur batu pada masa lalu yang tersebar di delapan desa di Kepulauan Sangihe.

Tradisi kubur batu masih dilestarikan hingga kini meski tidak banyak dilakukan seperti masa lampau.

Belajar mengenal lebih jauh tradisi kubur batu di Sangihe akan lebih menarik dengan menonton animasi, bukan?

Kamu bisa menonton animasi tradisi kubur batu yang dipersembahkan di Rumah Digital Indonesia, lho.

Caranya, buka situs www.rumahdigitalindonesia.id, lalu pilih peta. Setelah itu, kamu bisa pilih Ruang Literasi Digital, lalu klik Ruang Komunitas.

Kamu bisa menonton animasi tradisi kubur batu di Cerita Indonesia. Selain itu, masih banyak konten menarik lainnya yang bisa kamu nikmati di Rumah Digital Indonesia.

Yuk, kunjungi Rumah Digital Indonesia yang akan menemanimu selama bulan kemerdekaan!

(fef)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER