Perempuan tua itu menangis sambil meringis menahan sakit di bawah hujan. Rambutnya seperti berbulan-bulan tak kena sisir. Bajunya lusuh dan tubuhnya kurus.
Itulah satu-satunya foto dokumentasi Cut Nyak Dhien di akhir perang Aceh bertarikh 7 November 1905 yang tersimpan di Tropen Museum, Belanda. Ia kalah perang melawan Belanda dan ditangkap dalam keadaan sakit.
Adegan yang sama diperankan oleh Herlina Christine Natalia Hakim dalam Film Tjoet Nja' Dhien pada 1988. Akting Christine sangat hidup dalam memerankan Cut Nyak Dhien. Kebolehannya berperan tak hanya di adegan ini saja, tetapi ketika ia marah dengan kehadiran Belanda di Aceh hingga bergerilya di hutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eros Djarot, sutradara film ini, berhasil meramu adegan krusial sehingga film epos sejarah ini berhasil tampil secara kolosal.
Film ini boleh dibilang sebagai film sejarah terbaik apalagi berhasil menyabet delapan Piala Citra pada Festival Film Indonesia 1988 dan menjadi film Indonesia pertama yang diputar di Festival Film Cannes pada 1989.
Film Tjoet Nja' Dhien adalah sebuah film epos sejarah kepahlawanan Indonesia yang menceritakan perjuangan pahlawan Aceh Tjoet Nja' Dhien melawan penjajahan Belanda. Perlawanan rakyat Aceh kala itu menjadi perang terpanjang dalam sejarah penjajahan Belanda. Film ini menarik, karena tidak hanya menceritakan strategi yang diambil oleh Tjoet Nja' Dhien dan dilema-dilema yang ia hadapi sebagai pemimpin, tapi juga menampilkan kekalutan tentara Belanda melawan rakyat Aceh.
Produksi film ini menghabiskan dana Rp1,5 miliar, angka fantastis pada masa itu. Belum lagi tingkat kesulitan yang tinggi dalam pembuatan karena pada masa pembuatan film, Aceh dalam status Daerah Operasi Militer.
Kini restorasi film ini telah selesai, kualitas audio dan visual yang lebih jernih yang digarap oleh Eye Film Museum Amsterdam dan IdFilmCenter Foundation Jakarta di Belanda.
Mola TV pun menyajikan film hasil restorasi ini secara gratis di website dan aplikasi secara gratis untuk memperingati HUT RI ke-76. Tontonan gratis ini bisa dinikmati sepanjang hari pada 17 Agustus 2021.
Christine Hakim mengungkapkan rasa syukurnya karena akhirnya film Tjoet Nja' Dhien bisa ditonton masyarakat Indonesia bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 76 tahun.
"Semoga kehadiran film Tjoet Nja' Dhien di Mola bisa menjadi inspirasi, motivasi dan menambah kekuatan serta semangat di tengah ujian menghadapi pandemi," tambahnya.
Perwakilan Mola, Mirwan Suwarso mengatakan, "Film Tjoet Nja' Dhien merupakan bentuk komitmen Mola untuk selalu menghadirkan film-film terbaik, baik Indonesia maupun internasional. Bertepatan dengan HUT RI, penayangan film ini merupakan upaya Mola memperkenalkan sejarah Indonesia bagi generasi muda.
"Film ini juga merupakan bukti dukungan kami terhadap industri perfilman Indonesia, terutama di masa pandemi yang serba sulit seperti saat ini. Mola memfasilitasi industri film Indonesia untuk menjadi bioskop digital sebagai alternatif baru bagi produser-produser film Indonesia," tambah Mirwan.
Seluruh konten entertainment Mola bisa dinikmati di mana saja dan kapan saja, dengan berlangganan paket terbaru Mola yang dimulai dari Rp. 50.000,- melalui aplikasi mobile Mola, atau situs Mola.tv dan Mola Polytron Box. Aplikasi mobile Mola juga bisa diunduh langsung di apps store dan google play.
(asa)