Kegembiraan di Antara Kekayaan Musik Mola Chill Festival London

Mola | CNN Indonesia
Rabu, 03 Nov 2021 11:48 WIB
Mola Chill Festival London menghadirkan keseruan festival musik internasional dengan beragam 'rasa' nada melalui penampilan Weezer hingga Elephant Kind.
Mola Chill Festival London menghadirkan keseruan festival musik internasional dengan beragam 'rasa' nada melalui penampilan Weezer, Kings of Convinience, hingga Elephant Kind. (Foto: Arsip Mola)
Jakarta, CNN Indonesia --

Platform streaming Mola menggelar festival musik internasional Mola Chill Festival London pada Jumat (29/10) dengan penampil utama Weezer dan Kings of Convenience.

Masing-masing penampil mendapatkan setting panggung yang berbeda, rasanya seperti berada di festival sungguhan dengan banyak panggung. Tak hanya band dan musisi internasional, Mola Chill Festival London juga menyajikan aksi musisi dalam negeri dari London, seperti Elephant Kind, serta pemenang audisi pencarian bakat Mola, Shinning Shimmering Splendid.

Tak hanya Elephant Kind dan Shinning Shimmering Splendid, hadir sebagai pembuka adalah sejumlah rising star Indonesia, seperti Moneva, Elan Norsyarif, Teruna, Bellobosca, Ashley, Aditya, Jordan Susanto, Wichan, Almira, Harvet Christo, hingga Mimi Rahasya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MolaPuluhan musisi dan band meramaikan gelaran Mola CHiFoto: Arsip Mola

Menyaksikan para rising star ini memang menyenangkan. Mereka selalu bersemangat menampilkan yang terbaik. Meski tak sempurna, tetapi penampilan itu otentik. Menarik sekali, Mola memberi kesempatan untuk memperkenalkan musik baru. Hal yang seperti ini tidak banyak dilakukan oleh platform streaming.

Maka tak mengherankan melihat variasi daftar penampil Mola Chill Festival London kali ini. Ada Anne Marie yang tampil energik dalam busana serba pink dan berhasil memanaskan suasana dengan celoteh ceria, Joy Crooks dengan vokal yang begitu mengesankan, drummer berbakat Yussef Dayes yang terlibat dalam album terakhir Tom Misch, juga Berwyn, Lava La Rue, Goya Gumbani, serta Laville.

Shining Shimmering Splendid tampil kasual dengan celana pendek, lengkap dengan kacamata meme, penuh percaya diri. Pemenang Mola Chill Auditions itu tak lupa menyelipkan lagu unggulan I Like It Black and Strong.

Sementara sebagai salah satu nama yang paling menarik perhatian, Elephant Kind pun tampil sesuai ekspektasi. Mereka mendapatkan sambutan hangat, yang menyunggingkan senyum di bibir para personel. Di awal, Bam Mastro (vokal/gitar) mengakui suaranya sedang tak prima setelah terlalu banyak berteriak saat menonton pertandingan sepak bola.

MolaFoto: Arsip Mola
Mola

"Ini show pertama kami dalam dua tahun terakhir. Aku enggak akan berbohong, ini pertama kalinya kami main di London, dan aku nonton pertandingan sepak bola beberapa hari lalu, jadi mungkin kamu tidak senang dengan apa yang kamu dengar," kata Bam disambut tawa penonton yang tampaknya memahami hal itu.

Disambut antusias penonton, Elephant Kind menyajikan sejumlah lagu dalam durasi hampir 30 menit, termasuk The Greatest Ever. Elephant Kind rupanya sudah berhasil mencuri hati penggemar Inggris, yang turut bergoyang dan bernyanyi bersama.

Salah satu dari dua headliner Mola Chill Festival kali ini, Kings of Convenience, memberi vibrasi menenangkan. Musik duo asal Norwegia itu memang selalu nyaman, seperti berada di pinggir danau di bawah sinar matahari yang hangat. Naik ke panggung, Erlend Oye dan Eirik Glambek Boe menyunggingkan tersenyum lebar.

Kostum mereka sederhana saja, tetapi siapa yang peduli tentang kostum ketika petikan gitar Comb My Hair dimulai? Erlend dan Eirik terlihat seperti teman sendiri, yang gemar mengobrol, dan dengan ramah menyapa penonton di Indonesia. Sebanyak 13 lagu mereka bawakan, termasuk Cayman Island dan Misread dengan intro tambahan yang membuat penonton bersorak.

MolaFoto: Arsip Mola
Mola

Kesederhanaan itu justru menjadi kekayaan penampilan panggung Kings of Convenience. Di tengah sesi, dengan santai Erlend menyempatkan diri menyeruput kopi dan berbincang tentang Indonesia. Kadang, dia tertawa sendiri menanggapi komentar Eirik.

"Indonesia itu sangat hangat, dan orang-orangnya bisa bernyanyi dengan indah. Mari, nyanyi bersama kami," ujar Erlend sebelum melantunkan Misread.

"Konser kami di Indonesia spesial sekali, karena banyak yang tahu lagu-lagu kami, dan mereka bernyanyi dengan sangat baik," kata Eirik menambahkan.

Membawakan 13 lagu, Kings of Convenience menyajikan penampilan yang istimewa. Istimewa, karena mereka sendiri menikmati penampilan tersebut. Senyum tak pernah lepas dari bibir Erlend, baik ketika memetik senar maupun berbicara. Kings of Convenience menutup sesi melalui Toxic Girl. 45 menit sudah lewat, rasanya agak terlalu cepat.

MolaFoto: Arsip Mola
Mola

Akhirnya, tentu saja, Weezer. Band yang pernah manggung di Jakarta pada 2013 silam itu tak banyak bicara, namun mereka menampilkan 16 hit, termasuk Hash Pipe, My Name is Jonas, Pork Bean Undone - The Sweater Song, Perfect Situation, Island in The Sun, sampai Say It Ain't So dan Buddy Holly. Tak lupa, lagu Enter Sandman yang dipopulerkan oleh Metallica, serta Africa milik Toto ikut dibawakan.

Varian penampil menjadi keunggulan Mola Chill Festival London, persis seperti pada program Mola Chill Friday, di mana Mola menunjukkan level berbeda. Lihat saja penampil pada program tersebut, seperti Groove Armada, Tom Misch, bahkan band ska legendaris Madness yang terbilang sangat segmented. Sama seperti Mola Chill Festival London, Mola Chill Friday juga memiliki aksi musisi dalam negeri seperti Wake Up Iris, Teza Sumendra, sampai Tuan Tigabelas.

Mirwan Suwarso dari Mola menjelaskan, Mola Chill Auditions sebagai pintu menuju Mola Chill Festival direncanakan digelar secara rutin, termasuk di Singapura dan Malaysia. Nantinya, pemenang audisi juga berhak mendapat kontrak rekaman dengan label Mola Music Mola.

Tidak sampai di sana, Mola juga akan membuat agar acara ini tak hanya dihadiri oleh umum, namun juga akan dilangsungkan di 5 negara secara live.

"Ini adalah Mola Chill Festival Internasional pertama yang kita harapkan akan menjadi acara reguler setiap 3 bulan sekali. Berbeda dengan acara sebelumnya, yang hanya bisa disaksikan melalui streaming, acara ini bisa dihadiri oleh penonton," kata Mirwan.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER