Insiden tersebut membuat Travis Scott dan Live Nation (produser Astroworld) digugat beberapa orang atas dugaan kelalaian yang menyebabkan banyak orang terluka dan delapan orang meninggal dunia.
Awalnya, gugatan itu diajukan Kristian Paredes dan Manuel Souza yang merupakan penonton Festival Astroworld. Dalam gugatan, Kristian Paredes juga menggugat Drake yang sempat tampil untuk lagu terakhir Travis Scott.
Penampilan Drake dan Travis Scott itu disiarkan langsung lewat web kepada penonton di seluruh dunia melalui platform streaming.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerusuhan maut yang terjadi pada Jumat (5/11) malam membuat hari kedua festival yang awalnya dijadwalkan pada Sabtu (6/11) dibatalkan.
Kini, seperti diberitakan TMZ via ET pada Senin (8/11), firma hukum Houston, roberts Markland LLP, telah mengajukan tujuh tuntutan hukum atas Travis Scott dan Live Nation.
Keduanya digugat karena dinilai gagal memberikan keamanan yang memadai dan rencana keamanan untuk melindungi penonton konser. Pengacara terkenal Benjamin Crump menjadi perwakilan para korban. Sebelumnya, Crump menjadi perwakilan keluarga mendiang George Floyd.
Sementara itu, ScoreMore selaku promotor mengatakan siap bekerja sama untuk memberikan informasi terkait insiden itu kepada pihak berwajib, termasuk semua rekaman CCTV yang tersedia di atas dan di luar panggung.
Travis Scott sebelumnya juga menyatakan siap bekerja sama dengan kepolisian dalam penyelidikan kericuhan berujung maut di konser tersebut. Ia mengaku terpukul dan turut berduka terhadap korban dan keluarganya.
"Saya benar-benar hancur dengan yang terjadi tadi malam. Doa saya untuk keluarga dan semua yang terkena dampak dari apa yang terjadi di Astroworld Festival," tulis Scott di akun Twitter miliknya, Sabtu (6/11).
(chri)