REVIEW ALBUM

Eksplorasi Patah Hati yang Paripurna dalam Red (Taylor's Version)

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 18 Nov 2021 20:00 WIB
Taylor Swift memberikan kejutan di luar ekspektasi untuk album rekam-ulang keduanya, Red (Taylor's Version).
Taylor Swift memberikan kejutan di luar ekspektasi untuk album rekam-ulang keduanya, Red (Taylor's Version). (dok. Taylor Swift via Twitter @taylorswift13 )

Sahabat Swift dalam bermusik sekaligus rekan di balik folklore juga evermore, Jack Antonoff dan Aaron Dessner, kembali digandeng dalam album ini. Kemudian ada Shellback yang menjadi salah satu produser penting di balik album 1989 (2014) juga dibawa untuk Red (Taylor's Version).

Mereka dipercaya Swift untuk menggarap koleksi lagu From The Vault, atau koleksi yang belum pernah dirilis sebelumnya. Swift jelas memahami arti penting lagu-lagu ini bagi penggemarnya, dan paling utama adalah kepercayaannya terhadap orang-orang ini.

Hasilnya? Lagu-lagu From The Vault adalah hidden gems yang sesungguhnya dari Red (Taylor's Version). Jauh lebih baik dibanding koleksi From The Vault di album Fearless (Taylor's Version).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari dari Babe dan Better Man yang sebenarnya sudah pernah diberikan untuk dibawa oleh dua band country, Sugarland dan Litte Big Town. Namun kali ini dua lagu itu dibuat menjadi lebih sederhana dan khas Swift.

[Gambas:Youtube]



Lalu ada Message In A Bottle yang "bop" dan membuat saya kesal mengapa lagu seasik itu disimpan Swift dalam lemari. Kemudian lagu I Bet You Think About Me mampu membawa kenangan akan Taylor Swift era country dalam album Speak Now (2010).

Swift juga menampilkan lagu Forever Winter yang menghanyutkan, juga kolaborasi awal dengan Ed Sheeran dalam Run yang sebenarnya lebih terasa menyenangkan dibanding Everything Has Changed.

Namun gong sebenarnya yang sekaligus klimaks serta konklusi dari album ini adalah All Too Well (10 minute version). Tak ada kata lain yang bisa mengungkapkan lagu ini selain "sempurna" dan "menyesakkan dada".

[Gambas:Youtube]



Sekadar informasi bagi mereka yang bukan Swiftie, All Too Well adalah lagu keramat bagi penggemar Taylor Swift. Lagu non-single ini digemari oleh nyaris seluruh penggemar Swift dan dihafal nyaris di luar kepala.

Sehingga ketika penggemar mengetahui bahwa Swift menyimpan versi asli dari lagu favoritnya dalam Red ini, permintaan untuk merilis bentuk asli dari All Too Well terus bergema. Swift pun baru bisa mewujudkan hal itu dalam Red (Taylor's Version).

Keputusan Swift untuk menggandeng Jack Antonoff dalam menggarap All Too Well (10 minute version) dan mengganti instrumen sehingga menjadi lebih pop --dengan sentuhan orkestra-- dibanding versi sebelumnya yang kental country-rock, adalah keputusan tepat.

Memang pada sejumlah bagian, terutama bagian lirik yang baru didengar, butuh penyesuaian di telinga. Hal ini karena Taylor Swift menyisipkan lirik baru tersebut di tempat yang tak terduga dan mengubah sedikit melodinya.

[Gambas:Youtube]



Belum lagi dengan beragam punchline baru yang tak kalah sedih dan "menghujam jantung", namun masih terkoneksi dengan satu narasi cerita versi lama All Too Well. Swift seolah menantang otak dan telinga pendengarnya untuk mencerna begitu banyak hal baru, sekaligus yang sudah akrab, dalam waktu bersamaan.

Apalagi All Too Well ini tidak memiliki bait berulang namun tak menjemukan berkat kekuatan storytelling khas Taylor Swift. Lagu ini jelas beda kelas dibanding lagu-lagu pop yang ada saat ini dan layak dianggap sebuah anthem patah hati yang sesungguhnya.

Dengan segala racikan baru dalam Red (Taylor's Version) ini, Taylor Swift tampaknya benar-benar membuktikan bahwa sejatinya album Red amat layak menyandang Album of the Year dan cinta yang lebih banyak dibanding kala 2012 lalu.

[Gambas:Youtube]



(end)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER