Kopi Petani Hutan Sosial Indonesia Siap Tembus Pasar Global

Advertorial | CNN Indonesia
Minggu, 05 Des 2021 00:00 WIB
Gelaran One Day With Indonesia Coffee Fruits Floriculture (ODICOFF) di Istanbul, Turki pada Rabu sampai Sabtu (1-4/12)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gelaran One Day With Indonesia Coffee Fruits Floriculture (ODICOFF) di Istanbul, Turki pada Rabu sampai Sabtu (1-4/12) membuahkan peluang kerja sama bisnis antara petani kopi di Indonesia dengan para pengusaha asal Turki. Hal ini menjadi buah manis dari implementasi kebijakan Perhutanan Sosial.

Sembilan Letter of Intent (LoI) ditandatangani oleh tiga pendamping Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dari Kopi Batabual Maluku, Kopi Kerinci Jambi, dan Kopi Rimba Bajawa, Nusa Tenggara Timur dengan tiga perusahaan Turki, yaitu PT 2 A GLOBAL, USEFDER, dan International Elite Union CO (IEU). LoI merupakan kesepakatan antara kedua belah pihak untuk bekerja sama dan menjajaki peluang pasar kopi dan produk lainnya yang dibutuhkan.

LoI akan ditindaklanjuti dengan serangkaian pertemuan intensif para pihak dengan para pelaku usaha untuk memastikan besarnya peluang ekspor, demand dan supply, serta standarisasinya.

''Kita bersyukur para petani kopi Indonesia mampu menembus pasar dunia. Bahkan sudah ada pengusaha Turki yang bersedia melakukan pendampingan dan pelatihan agar kualitas kopi sesuai dengan standar yang dibutuhkan pasar internasional. Ini tentu menjadi kabar baik bagi petani kopi di wilayah hutan sosial lainnya,'' ungkap Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK, Bambang Supriyanto dalam keterangan tertulis, Minggu (5/12/2021).

Bambang mengulas potensi kopi petani Indonesia sangat besar Dengan luasan lahan lebih dari 300 ribu hektare, produksi kopi bisa mencapai 32.230,79 ton per tahun. Ia menambahkan Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan izin seluas 12,7 juta ha untuk masyarakat petani sekitar hutan. Melalui hutan sosial, petani dapat meningkatkan ekonomi mereka melalui budi daya tanaman pertanian dengan konsep sosial forestry.

''Inilah hasil dari konsep utama perhutanan sosial, yakni hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Hulu dan hilirnya masyarakat didampingi, melalui pelatihan dan sekolah lapang. Selain itu juga ada dukungan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani. Untuk kalangan milenial, hasil hutan sosial seperti kopi juga telah menjadi bagian dari gaya hidup, sehingga muncul tren di kalangan anak muda menjadi barista,'' tutur Bambang.

Dalam rangkaian ODICOFF para pengusaha juga merasakan langsung nikmatnya berbagai jenis kopi hasil produksi petani Indonesia. Ada enam produk kopi yang dijadikan sampel saat coffee cupping, tiga di antaranya adalah kopiAgroforestry Batabual Maluku, kopi Kerinci, dan kopi Bhajawa.

Sebelumnya, delegasi Indonesia yang terdiri dari perwakilan KLHK dan Kementerian Pertanian (Kementan() juga menggelar pertemuan bisnis dengan MUSIAD. Organisasi ini memiliki perwakilan di lebih dari 80 negara termasuk Indonesia, dengan jumlah anggota sebanyak 11.000 pengusaha dan 60.000 perusahaan.

Melalui agenda ini Pemerintah RI menyampaikan pesan penting tentang peningkatan kualitas lingkungan sekaligus kesejahteraan petani dan perekonomian masyarakat setempat yang telah berjalan melalui konsep social forestry. Ada lebih dari 70 produk perhutanan sosial Indonesia menarik minat calon mitra potensial yang telah memiliki pangsa pasar internasional.

Pihak delegasi Indonesia maupun Turki menyampaikan pentingnya kerja sama ekonomi antar kedua negara. Selain budaya, kesamaan kedua negara sebagai negara muslim terbesar juga semakin membuka peluang kerjasama terutama di sektor pertanian.

Sebagai timbal baik, Indonesia mengundang para pengusaha Turki untuk menghadiri Festival Perhutanan Nasional dengan tema kopi, yang akan berlangsung pada tanggal 25-27 Januari 2022. Dalam festival ini nantinya akan banyak lagi ditemukan berbagai keragaman dan keunikan kopi Indonesia.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER