Review: Harry Potter 20th Anniversary Return to Hogwarts

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 07 Jan 2022 20:00 WIB
Review Return to Hogwarts: sesi ini momentum penggemar Harry Potter yang mungkin sudah dewasa untuk kembali mengenang tayangan favorit semasa kecil dan remaja.
Review Return to Hogwarts: film ini momentum penggemar Harry Potter yang mungkin sudah dewasa untuk kembali mengenang tayangan favorit semasa kecil dan remaja. (dok. HBO Max via YouTube)

Film satu jam 38 menit ini juga lebih fokus pada produksi film serial Harry Potter, alih-alih cerita serta gagasan si Anak yang Bertahan Hidup yang sebenarnya buah pemikiran JK Rowling. Sehingga, peran Rowling begitu terasa dikesampingkan dalam film ini.

Hal tersebut terlihat dari Return to Hogwarts yang sama sekali tidak mengundang Rowling. Wawancara Rowling yang muncul pun hanya berupa arsip dari 2019, era sebelum kontroversi pandangannya terhadap kelompok transgender menimbulkan protes dan pertentangan dari para pemain Harry Potter.

Saya sebagai salah satu dari penggemar sebenarnya cukup kecewa ketika JK Rowling tidak terlibat secara langsung dalam sesi reuni. Bagaimana pun juga, Rowling adalah awal mula dari dunia sihir Harry Potter yang mampu menjadi penyemangat jutaan Potterhead di dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, keputusan sutradara Casey Patterson dan para produser untuk tidak menyertakan Rowling menimbang kontroversi yang pernah terjadi juga bisa dimaklumi. Jelas Warner Bros. tak ingin menimbulkan sesuatu yang bisa menjadi kontroversi dari kelompok yang sakit hati oleh Rowling.

Selain ketiadaan Rowling yang membuat sesi reuni ini menjadi terasa tak terlalu spesial, sejumlah pemain yang memerankan sosok ikonis pun tidak tampak.

Misalnya Michael Gambon yang berperan sebagai Albus Dumbledore dari film ketiga hingga kedelapan, Imelda Staunton sebagai Dolores Umbridge, Julie Walters sebagai Molly Weasley, atau Maggie Smith yang menjadi Professor McGonagall.

Padahal karakter-karakter tersebut punya peran dan kesan yang signifikan dalam kisah Harry Potter. Para penggemar pun pasti mengenali rupa wajah mereka, bahkan masih ingat adegan atau gaya-gaya ikonis karakter tersebut serta alasan mereka dicintai atau dibenci.

Harry Potter 20th Anniversary Return to HogwartsReview Return to Hogwarts: film ini momentum penggemar Harry Potter yang mungkin sudah dewasa untuk kembali mengenang tayangan favorit semasa kecil dan remaja.: (dok. HBO Max via YouTube)

Namun seiring dengan film ini berjalan, Return to Hogwarts menampilkan betapa banyak aktor papan atas Inggris yang terlibat dan karakter yang muncul dalam dunia Harry Potter. Sehingga rasanya memang menjadi tantangan tersendiri dalam menentukan siapa yang mestinya ditampilkan dalam sesi reuni.

Meski begitu, mengingat film dokumenter ini ditayangkan di layanan streaming, semestinya durasi bukan menjadi sebuah hambatan. Apalagi film ini sudah pasti hanya dinantikan oleh penggemar Harry Potter yang akan dipastikan rela menyediakan waktu untuk kembali bernostalgia dengan dunia magis Harry Potter.

Terlepas dari itu semua, Return to Hogwarts masih patut menjadi rekomendasi tayangan untuk pencinta Harry Potter. Setidaknya, film dokumenter ini seperti penutup yang manis dari saga Harry Potter yang terakhir kali tayang pada 2011.

Bahkan lebih dari itu, dokumenter ini juga mengingatkan bahwa cerita dan delapan film Harry Potter bukan hanya sekadar film serta kisah fantasi, melainkan sebuah bab tersendiri dalam sejarah perfilman dan buku anak-anak di dunia.

[Gambas:Youtube]



(end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER