Ramai Soal Pelecehan Seksual, Gina S Noer Dorong Ada Dewan Etik

CNN Indonesia
Rabu, 12 Jan 2022 11:15 WIB
Sutradara Gina S Noer mengusulkan industri perfilman membentuk dewan etik menyikapi kasus kru film Penyalin Cahaya yang diduga terlibat pelecehan seksual. (Rekata Studio via Netflix Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sutradara Gina S Noer mengusulkan industri perfilman membentuk dewan etik menyikapi kasus kru film Penyalin Cahaya yang diduga terlibat pelecehan seksual.

"Semoga setelah kejadian memilukan ini, industri film bisa bersama membentuk dewan etik," kata Gina S Noer dalam kicauan di media sosial, Selasa (11/1), yang diizinkan untuk dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (12/1).

"Jelas: standar kerja, jalur pengaduan dari skala pembuatan film hingga industri, juga pendampingan hukum & psikologis untuk korban, termasuk pemulihan nama bila tersangka ternyata tak bersalah," lanjutnya.

Gina menyebut perlu ada standar dan aturan tertentu terkait pelecehan seksual juga perundungan. Menurut Gina, aturan itu bisa ditempatkan di lokasi syuting atau dipasang pada laman tertentu.

Gina juga menyebut itu saja tidaklah cukup. Studio akan diuji keseriusannya dalam memandang masalah pelecehan seksual di lingkungan kerja industri perfilman melalui saluran pengaduan.

"Apalagi bila yg melakukan adalah produser/sutradara/aktor utama/penulis/chief...kondisinya makin sulit.," tulis Gina.

Gina juga menyarankan kepada mereka yang merasa pernah melakukan tindakan yang termasuk kekerasan seksual untuk bisa jujur sebelum bekerja.

Menurut Komnas Perempuan, kekerasan seksual terdiri dari 15 jenis tindakan, yaitu perkosaan, intimidasi seksual termasuk ancaman atau percobaan perkosaan, pelecehan seksual.

Kemudian ada eksploitasi seksual, perdagangan perempuan untuk tujuan seksual, prostitusi paksa, perbudakan seksual, pemaksaan perkawinan termasuk cerai gantung, pemaksaan kehamilan, dan pemaksaan aborsi.

Lalu ada pula pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi, penyiksaan seksual, penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual, praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan dan diskriminasi terhadap perempuan, dan kontrol seksual termasuk lewat aturan yang diskriminatif.

"Orang yang mempekerjakan bisa jadi punya pilihan: background check, tetap pekerjakan dengan disclaimer kepada anggota tim lain, atau putus sama sekali," kata Gina S Noer.

lanjut ke sebelah...

Bukan Pertama Kali


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :