Aktor senior Sylvester Stallone berbicara tentang kehidupan sebelum popularitas, termasuk masa kecil yang sukar, keterpurukan finansial, hingga keberuntungan yang dia akui bagai terjatuh dari langit, eksklusif hanya di Mola Living Live.
Bersama Dino Patti Djalal, Sly, demikian Sylvester biasa dipanggil, menceritakan tentang krisis-krisis dalam kehidupan yang membawanya memulai karier sebagai seorang aktor. Sly sendiri meraup kepopuleran pada pertengahan 1970-an sebagai Rocky Balboa, seorang petinju dalam film fenomenal Rocky.
Film itu menjadi kisah spesial dalam kehidupan Sly, yang mendapat inspirasi setelah menonton pertandingan tinju antara Muhammad Ali dengan Chuck Wepner pada 1975. Film Rocky berhasil meraih 10 Piala Oscar pada Academy Awards ke-49, di mana Sly membawa pulang Piala Aktor Terbaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film selanjutnya yang juga menempatkan Sly di daftar atas aktor Hollywood adalah Rambo (1982) yang meraih banyak kritik sekaligus puja-puji. Kedua film itu, Rocky dan Rambo, begitu melekat pada karakter Sly, bahkan bertahun-tahun setelahnya.
Kepada Dino, Sly menuturkan kehidupan dalam industri film yang dia jalani selama 3 dekade lebih. Dia menyebut, ada perbedaan yang begitu besar antara kinerja aktor/aktris pada era terdahulu, dengan era sekarang, dan bahwa hal itu telah mengubah sistem kerja di Hollywood.
![]() |
"Saat ini kita langsung bekerja dengan artis yang baru lulus pendidikan. Mereka tidak tahu yang mereka lakukan di kehidupan nyata. Mereka tampil di televisi atau acara reality show, tetapi mereka tak punya pengalaman nyata. Aku tak punya masalah dengan generasi sekarang, tetapi begitulah cara kerja Hollywood saat ini," kata Sly.
Kembali menarik kenangan ke belakang, Sly juga bertutur tentang berbagai belakang layar yang terjadi di balik film Rocky, tentang perubahan, pemikiran, dan konsep yang digodok untuk membuat film itu menarik perhatian publik, ketika teknologi belum secanggih sekarang.
Bagi Sly, karakter tokoh adalah hal terpenting. Dia menyebut selalu mencoba menggali lebih dalam untuk mendapatkan karakter yang nyata dan dekat dengan kehidupan. Namun dalam prosesnya, Sly juga mengakui memperoleh banyak keberuntungan, yang dia katakan berjalan seiring dengan kerja keras.
Sebagai seorang pria berusia 75 tahun, Sly masih tampak sangat bersemangat menceritakan kehidupannya. Dia adalah pria yang ramah, jujur, menyenangkan, yang gemar menggerakkan tangan saat berbicara, dan tak ragu membagikan pelajaran hidup yang berharga dengan orang lain, termasuk Dino dan Anda yang menyaksikannya melalui Mola Living Live.
Salah satunya, Sly pun mengungkap rahasia kerja dan triknya mendapatkan ide-ide terbaik. Dia tampaknya belum akan berhenti berkarya, mengingat film Expendables 4 bersama aktor Jason Statham, Dolph Lundgren, serta Iko Uwais sudah dituntaskan baru-baru ini.
Seperti juga kebanyakan pesohor yang meraup keberhasilan dalam jangka panjang kehidupannya, Sly juga sempat tak punya apa-apa. Tak ada uang, tak ada rumah, tak ada makanan. Tetapi, dia punya keyakinan.
Di luar itu, dalam sebuah sesi tanya-jawab cepat, Sly mengungkapkan keinginannya untuk tinggal di Bali, daripada Maldives dan Tahiti. Menurutnya, pulau wisata kebanggaan Indonesia itu sangat mengesankan.
"Aku sangat serius, aku suka sekali Bali. Aku sudah beberapa kali ke sana, aku suka kreativitasnya, craft, industrinya, dan Bali itu fantastis," katanya.
Kehidupan seorang Slyvester Stallone diungkapkan sendiri oleh Sly dengan cara dan obrolan yang sangat menarik. Mola Living Live bersama Slyvester Stallone akan membuat durasi 60 menit berlalu tanpa terasa, terlebih karena Sly terlihat seperti tetangga sebelah rumah yang suka menyapa dan peduli.
(osc/osc)