Aktor Ashton Kutcher meminta bantuan penggemarnya untuk menghubungi kerabat atau kenalan mereka di Rusia dan mengatakan bahwa media di negara tersebut telah berbohong.
Kutcher mengatakan hal tersebut dalam kicauan di media sosialnya, Selasa (1/3). Ia menulis dalam bahasa Rusia dan Inggris, bahwa rakyat Ukraina tidak menginginkan perang, mereka hanya tak ingin negara mereka dijajah.
"Bila kalian mengenal seseorang dari Rusia, hubungi mereka dan katakan bahwa media mereka berbohong kepada mereka. Orang Ukraina tak ingin berperang, mereka hanya tak menginginkan pemerintahan Putin dan tak mau dijajah," kata Ashton Kutcher.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ashton Kutcher juga menjawab tudingan netizen yang menyebut dirinya menyeret orang-orang tak bersalah dalam kicauan tersebut. Kutcher menyebut, pihak yang tak bersalah adalah warga Ukraina.
Ashton Kutcher beberapa waktu lalu memberikan dukungannya untuk Ukraina, menyusul sejumlah pesohor memberikan dukungan pada negara yang diinvasi Rusia tersebut.
"Saya berdiri bersama Ukraina," tulis Kutcher, dalam sebuah cuitan, pada Jumat (25/2) malam.
Bukan tanpa alasan dukungan itu diberikan. Mengutip CNN, selain atas dasar kemanusiaan, dukungan itu punya dasar yang sangat personal.
Diketahui, Ukraina merupakan kampung halaman dari sang istri, Mila Kunis. Kunis lahir di Ukraina, yang kala itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Saat kecil, keluarga Kunis melarikan diri dan menetap di Los Angeles, Amerika Serikat.
"Orang tua saya punya pekerjaan bagus, dan saya sangat beruntung. Kami tidak miskin saat tinggal di Ukraina, di mana sebagian besar orang tidak seberuntung itu," ujar Kunis, dalam sebuah wawancara bersama Daily Telegraph.
Tak hanya Kutcher, aktor lain peraih Piala Oscar, Sean Penn, juga turut memberikan komentarnya menyoal invasi Rusia di Ukraina.
Sean sendiri saat ini tengah berada di Ukraina untuk proses syuting film dokumenter. Sean memuji Ukraina sebagai 'simbol bersejarah keberanian dan prinsip'.
Sebagaimana diketahui, Rusia mulai menginvasi Ukraina sejak Kamis (24/2). Seiring waktu berjalan, eskalasi pertempuran di antara kedua negara semakin meningkat.
Kiev, ibu kota Ukraina, dan beberapa kawasan di sekitarnya bahkan menjadi medan tempur utama antara kedua negara.
Hingga saat ini, pemerintah Ukraina mencatat ada sebanyak 198 korban jiwa akibat invasi tersebut. Selain itu, sebanyak 150 ribu orang dilaporkan mengungsi ke negara tetangga untuk mencari perlindungan.
Peristiwa tersebut pun memancing respons masyarakat dunia. Masyarakat berbondong-bondong memberikan dukungannya untuk Ukraina.
(asr)