Hasil riset sejumlah kuil di California hingga kawasan Chinatown di Toronto diadaptasi sedemikian rupa dalam Turning Red. Para seniman yang menggarap grafis lokasi Turning Red turut membuat kediaman keluarga Lee yang terinspirasi dari Siheyuan, gaya arsitektur China bersejarah.
Dalam pembuatannya, mereka juga melakukan beberapa penyesuaian. Salah satunya dengan membuat kuil yang terlihat lebih tua dari rumah Lee.
"Kami membuat kuil agar terlihat sedikit lebih tua dari rumah," kata Rona Liu, desainer produksi Turning Red.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami merasa rumah itu mungkin dibangun setelahnya," lanjutnya.
Mei Lee dan keluarganya merupakan peranakan China yang tinggal di Toronto, sama seperti Domee Shi. Kota ini ditampilkan dengan visual yang lebih berwarna dengan tetap mengadaptasi bagian-bagian penting, seperti bangunan ikonis.
"Ini seperti membuat lukisan. Anda memilih hal-hal yang paling penting," ungkap pengarah seni Kristian Norelius. "Kami ingin menampilkan CN Tower dengan SkyDome, itu tampilan yang sangat ikonis."
Visual Toronto yang disulap menjadi lebih berwarna itu dilakukan untuk menggambarkan imajinasi Mei Lee, seorang remaja berusia 13 tahun yang segar dan penuh warna.
Turning Red mengisahkan Meilin Lee alias Mei (Rosalie Chiang) yang dihadapkan dengan sebuah dilema. Antara tetap menjadi anak yang patuh atau menjalani kehidupan remaja yang bebas tanpa kendali.
Dilema itu semakin bertambah ketika suatu hari Mei berubah menjadi panda merah raksasa karena emosinya terlalu meluap.
Film ini menjadi debut film panjang sutradara Domee Shi, yang juga menulis skenario bersama dengan Julia Cho. Domee Shi sebelumnya menggarap film pendek animasi berjudul Bao pada 2018. Film itu berhasil meraih piala Oscar untuk kategori Best Animated Short Film.
Turning Red tayang mulai 11 Maret di Disney+ Hotstar.