Film Iran yang hilir mudik di berbagai ajang perfilman di era modern ini adalah buah dari perjalanan panjang perfilman negara Persia tersebut.
Kisah perfilman Iran bisa dimulai sejak era awal 1900, ketika penguasa Persia kala itu Muzaffar al-Din yang masih dalam Dinasti Qajar tertarik dengan film saat dirinya bepergian ke Eropa.
Ketertarikan itu dibawa ke Tanah Persia hingga dunia perfilman Iran dimulai dengan pembukaan bioskop publik pada 1904 di Tehran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun masyarakat Persia kala itu menolak keberadaan film. Sejumlah pihak menganggap bahwa menyaksikan film adalah sebuah dosa karena mempertunjukkan gambar makhluk hidup.
Ketika dinasti berikutnya, Pahlavi, berdiri pada 1920-an, film ikut menjadi bagian dari upaya modernisasi Persia saat itu.
Apalagi, modernisasi itu ditambah dengan sekularisme, industrialisasi, dan Westernisasi dilakukan besar-besaran. Persia mengikuti tetangganya, Kesultanan Ottoman yang runtuh dan menjadi Turki.
Pada era ini, film peruntukannya bukan sebagai hiburan melainkan lebih kepada propaganda. Dinasti yang berkuasa akan meninjau isi film impor yang datang dan tak sungkan menyesuaikannya dengan keinginan penguasa.
![]() |
Sekolah film diketahui didirikan pertama kali pada 1925 dan mulai sejak saat itu, Iran belajar memproduksi film dan merilis film bisu pertama pada 1930 yang bertajuk Abi and Rabi.
Pada 1932, film bersuara pertama Persia tercipta dengan judul Dokhtar-e Lor/Lor Girl atau Iran Kemarin dan Iran Kini.
Berbagai film dan gambar bergerak pun tercipta seiring dengan Westernisasi yang kental kala itu. Perfilman Persia kala itu banyak didominasi gaya-gaya romantis ala Hollywood dan mengadopsi berbagai cerita sastra masa lalu.
Hingga memasuki dekade '60-an, situasi mulai berubah. Sejumlah sineas baru menghasilkan karya yang berbeda dengan pendahulu. Fenomena ini dikenal sebagai Iranian New Wave.
Sejumlah tokoh menjadi pionir dalam gelombang baru ini, sebut saja Hajir Darioush, Abbas Kiarostami, Jafar Panahi, dan Baheam Beyzaie.
Titik awal Gelombang Baru Iran dalam dunia perfilman ini diyakini dimulai ketika film kedua Darioush, Serpent's Skin, dirilis pada 1964. Semenjak saat itu, gaya perfilman Iran berubah dan menarik perhatian publik.
Pada dekade itu pula dikenang sebagai era keemasan film Iran. Puluhan film komersil diproduksi, dari 25 film per tahun di awal dekade '60, menjadi 65 film per tahun di akhir dekade. Sebagian besar fokus pada melodrama dan thriller seperti Amerika.
"Melodrama Iran dari tahun 1960-an dan 1970-an meniru melodrama Amerika," kata kritikus budaya Negar Mottahedeh dalam bukunya, Displaced Allegories: Post-Revolutionary Iranian Cinema (2008).
![]() |
"Apa yang dilakukan rezim [Shah Mohammed Reza] Pahlavi adalah menjadikan wanita sebagai komoditas ... membuat mereka memakai mode Barat dan menjadi asing bagi orang Iran," lanjutnya.
Hingga memasuki dekade '70-an, Persia mengalami gejolak sosial yang kencang. Westernisasi yang kental rupanya menjemukan bagi masyarakat, ditambah dengan berbagai krisis multidimensi kala itu.
Pada 1977, demonstrasi mulai terjadi di mana-mana. Masyarakat bergejolak menginginkan perubahan. Hingga pada akhir Maret 1979, masyarakat Persia melakukan referendum yang juga didorong oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini sebagai oposisi penguasa.
Hasil referendum tersebut memutuskan bahwa negara yang semula dikenal sebagai Kerajaan Persia itu berganti haluan menjadi negara republik berasaskan Islam dan mengganti namanya menjadi "Iran".
Lanjut ke sebelah...