Review Film: 365 Days: This Day

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Senin, 02 Mei 2022 21:00 WIB
Review: film 365 Days 2, This Day, semata dibuat sebagai wadah tim produksi mewujudkan film penuh adegan panas untuk disambat penonton.
Review: film 365 Days 2, This Day, semata dibuat sebagai wadah tim produksi mewujudkan film penuh adegan panas untuk disambat penonton. (dok. Ekipa/Future Space/Netflix/Next Film/TVN via IMDb)

Meskipun, mereka mengorbankan atau memang tidak peduli dengan kualitas narasi cerita film ini. Seperti logika cerita yang berantakan, alur waktu yang tidak logis, hingga konsep cerita yang membingungkan.

Dalam menjaja kisah sensual Massimo dan Laura, Barbara Białowąs dan Tomasz Mandes hanya fokus pada aspek adegan erotis dan penggunaan tone warna untuk mendukung suasana eksotik. Inilah yang terasa berbeda dari versi prekuel.

Sehingga, 365 Days: This Day tampak hanya fokus pada aspek visual untuk memastikan suasana erotis dari para karakternya kawin sempurna dengan latar tempat yang eksotis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Białowąs dan Mandes juga memaksakan suasana romantis dengan memasukkan lagu ke setiap adegan sensual dalam film ini, alih-alih menggunakan scoring lembut atau 'seksi' sehingga menambah mood dalam adegan.

365 Days: This Day tercatat menggunakan lagu yang lebih banyak dibanding pendahulunya, terlalu banyak bahkan. Pada 365 Days (2020), hanya ada tujuh lagu digunakan. Sementara kali ini, ada 22 lagu yang diputar sepanjang durasi.

Lagu-lagu itu bahkan berbeda-beda dalam setiap adegan. Saking banyaknya, masing-masing adegan panas punya lagunya sendiri. Sehingga adegan yang mestinya mesra atau ikut merangsang penonton malah sebenarnya terasa hambar.

Sementara itu, pesan penulis asli saga 365 Days, Blanka Lipińska, bahwa 365 Days: This Day menggambarkan Laura yang mandiri dan kuat pun terasa hanyalah pemanis.

Sekuel 365 Days, 365 Days: This DayReview: dalam 365 Days: This Day, Anna-Maria Sieklucka dan Michele Morrone seolah seperti kehilangan karakter Laura dan Massimo yang sudah mereka mainkan di 365 Days (2020).: (Netflix/Karolina Grabowska)

Bila Lipinska menilai bahwa keputusan Laura berselingkuh sebagai langkah 'mandiri' dari seorang perempuan saat melihat sosok yang ia duga suaminya bermain serong, sepertinya ada nilai feminisme yang berbeda dalam film ini.

Apalagi, pesan 'berdaya' dari Lipinska itu kadung tertutup oleh chemistry Anna-Maria Sieklucka dan Michele Morrone di film ini yang lebih buruk dibanding pada film pertama. Mereka memang sering seranjang, tapi ikatan antara keduanya tak lagi sama.

Dalam 365 Days: This Day, Anna-Maria Sieklucka dan Michele Morrone seolah seperti kehilangan karakter Laura dan Massimo yang sudah mereka mainkan di 365 Days (2020). Apakah mungkin karena Morrone bermain ganda dalam film ini? Entahlah.

Terlepas dari berbagai ulasan sambat saya soal 365 Days: This Day, film ini sebenarnya memiliki keberanian untuk tetap bertahan walau banjir hujatan. Tak peduli penilaian orang, selama ramai dibahas dan ditonton untuk disambat, film ini tetap mencapai target komersilnya.

Sehingga jangan heran bila mungkin 365 Days: This Day mungkin akan tetap mendapatkan jumlah penonton tinggi walau dihujat dan dianggap 'kaleng-kaleng'. Toh, sebagian penonton akan ada yang hanya berniat cuci mata alih-alih menikmati cerita.

Maka saya pun yakin tim produksi dan Netflix yang butuh dorongan kenaikan jumlah pelanggan, akan tetap melanjutkan film ini seperti rencana trilogi 365 Days semula.

Saya sendiri tidak begitu yakin babak akhir Massimo dan Laura nanti akan lebih baik dari dua film lainnya. Meski begitu, jujur saja saga ini masih mengundang rasa penasaran saya. Setidaknya, melatih saya untuk bersambat.

[Gambas:Youtube]



(end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER