Amber Heard menuturkan mantan suaminya, Johnny Depp, melakukan pelecehan seksual kala syuting film 'Pirates of the Caribbean' kelima pada 2015 di Australia. Tak hanya pelecehan seksual, Johnny disebut mengancam akan mengukir wajah Amber dengan botol pecah.
Dalam kesaksiannya, bintang Aquaman ini mengungkap Depp menantangnya mengambil botol minuman keras darinya. Depp pun melempar botol itu, tetapi Amber berhasil menangkapnya.
"Saya menangkapnya. Saya membantingnya ke tanah tepat di antara kami. Itu benar-benar membuatnya marah. Rasanya seperti saklar lampu mati," ungkap Heard seperti dikutip dari AFP, Jumat (6/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya botol, ia juga menyebut Depp melemparnya dengan kaleng soda dan kaleng bir. Ia mengaku sempat diancam menggunakan botol pecah.
"Pada titik tertentu dia memegang botol pecah menekan wajah saya, area leher, rahang saya dan dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan mengukir wajah saya," katanya.
Ancaman ini, sebut Heard, dibarengi dengan teriakan Depp bahwa ia telah 'menghancurkan hidupnya'.
Sembari menangis tersedu-sedu, Heard melanjutkan cerita pelecehan seksual yang dilakukan pemeran Captain Jack Sparrow tersebut. Pelecehan seksual melibatkan botol yang dimasukkan dalam vaginanya.
Pelecehan seksual ini disebut dilakukan Depp sambil melontarkan ancaman untuk membunuh Amber. "Johnny memasukkan botol di dalam diriku dan mendorongnya ke dalam berulang kali," imbuhnya.
Sidang kasus pencemaran nama baik Heard versus Depp telah berlangsung sejak pertengahan April 2022 lalu. Depp mengajukan gugatan terhadap mantan istrinya atas opini yang dia tulis di The Washington Post pada 18 Desember 2018.
Dalam tulisannya, Heard menggambarkan dirinya sebagai 'figur publik yang mewakili kekerasan dalam rumah tangga'. Meski tidak menyebut nama Depp secara eksplisit, aktor 58 tahun tersebut menggugat Heard karena ia kehilangan potensi dua film yang akan ia bintangi.
Merespons mantan suaminya, Heard menggugat balik dengan meminta US$100 juta dan mengklaim bahwa dia menderita kekerasan fisik dan pelecehan yang merajalela.