Isaiah Lee, pria yang menyerang Dave Chappelle saat tampil di festival komedi Netflix is a Joke, angkat bicara mengenai tindakannya. Pria berusia 23 tahun itu mengklaim dia tidak pernah bermaksud untuk benar-benar melukai sang komedian.
Lee berbicara kepada The New York Post dalam wawancara penjara yang diterbitkan pada Minggu (22/5) waktu Amerika Serikat. Ia mengaku terpicu oleh lelucon Chappelle terhadap topik komunitas LGBTQ+ dan tunawisma yang dibawakan komedian itu.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengidentifikasi diri sebagai biseksual, dan saya ingin dia tahu apa yang dia katakan begitu memicu," tutur Lee, seperti diberitakan ET, Minggu (22/5).
"Saya ingin dia tahu bahwa lain kali dia harus mempertimbangkan materinya terlebih dulu kepada orang-orang yang bisa terdampak leluconnya," sambungnya.
Lee mengklaim dia merupakan seorang tunawisma dan sedang dalam proses mencoba mendapatkan tempat tinggal permanen ketika insiden itu terjadi. Ia juga menambahkan para tunawisma menghadapi kesulitan dan, "Ingin Dave Chappelle tahu bahwa itu bukan lelucon".
Isaiah Lee diduga menyerang komedian Dave Chappelle di atas panggung saat tampil dalam festival Netflix is a Joke di Los Angeles. Sesaat setelah insiden itu terjadi, Lee ditangkap kepolisian lalu dituntut karena melakukan penyerangan.
Diberitakan AFP, Rabu (4/5), pria itu tiba-tiba naik panggung lalu menjatuhkan Chappelle yang sedang tampil. Kepolisian mengungkap Lee membawa senjata imitasi seperti pisau. Chappelle dipastikan tidak terluka dalam insiden tersebut.
Terbaru, Lee mengaku membawa pisau yang bisa ditarik dan dibuat menyerupai pistol. Namun, ia mengklaim tidak mengeluarkannya saat naik panggung maupun berniat menggunakannya untuk menghujam Chappelle.
Lee kini menghadapi empat dakwaan pelanggaran ringan akibat insiden itu. Ia juga tercatat pernah mencoba menikam teman sekamarnya pada tahun lalu, dan tengah menghadapi tuduhan percobaan pembunuhan.
Sementara itu, Chappelle belakangan ini menerima banyak kritik atas lelucon yang sering ia buat tentang komunitas LGBTQ+ dan transgender. Ia diprotes karena dianggap transfobia dan melakukan diskriminasi terhadap komunitas tersebut.