Jakarta, CNN Indonesia --
My Sassy Girl versi Indonesia mengalami beberapa perubahan di sejumlah bagian daripada versi orisinalnya. Sutradara Fajar Bustomi melakukan beberapa perubahan agar film tersebut disesuaikan dengan kultur Indonesia.
"Ada [perbedaan] karena menyesuaikan dengan budaya kita, cara [aktor] berakting, dan beberapa scene yang mungkin kalau di Korea cocok, tapi harus diubah ke versi kita," ungkap Fajar kepada CNNIndonesia.com di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (31/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demi menonjolkan wajah Indonesia dalam film ini, Fajar syuting di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Sehingga, penonton dapat mengetahui bahwa film tersebut merupakan versi Indonesia. Ia memilih sejumlah anjungan daerah di TMII sebagai lokasi syuting.
"Di film asli, ada beberapa adegan yang [tokohnya] jalan-jalan ke suatu tempat. [Di sini] kami ubah jadi ke TMII. Ini menarik, saya juga senang bisa syuting di TMII," kata Fajar.
Kendati demikian, Fajar juga masih mempertahankan beberapa bagian dalam film komedi romantis keluaran 2001 itu. Ia merasa beberapa adegan ikonik mesti dipertahankan, namun ia tetap menyesuaikannya menjadi versi Indonesia.
Adapun bagian dari versi asli yang masih dipertahankan dalam adaptasi ini, salah satunya karakter yang dibawakan oleh Jun Ji-hyun dan Cha Tae-hyun.
"Jalan cerita sama tapi ada yang ubah sedikit, secara strukturnya begitu," tambahnya.
"Kalau karakter masih sama. Laki-laki yang enggak pernah pacaran terus ketemu perempuan, dan perempuan itu galak, dominan, itu sama. Itu kami pertahankan, itu sudah bagus, sudah menarik buat saya," kata Fajar.
Lanjut ke sebelah...
Dalam menjalani proses syuting, Fajar dan tim menghadapi berbagai tantangan, terutama saat ingin mengambil adegan di transportasi umum. Pasalnya, Fajar ingin mempertahankan adegan pertemuan dua tokoh utama di stasiun kereta.
Untuk mengatasi tantangan itu, Fajar dan tim mengambil adegan itu di malam hari. Tak hanya itu, Fajar juga memutar otak agar beberapa bagian dari versi asli bisa diterima oleh penonton saat diadaptasi ke versi Indonesia.
Salah satunya, dalam versi Korea, ketika adegan Jun Ji-hyun marah-marah. Fajar tetap mempertahankan adegan itu dengan penyesuaian.
"Saat dibuat untuk penonton Indonesia, saya harus menyesuaikan dengan budaya di Indonesia. Kalau enggak nanti enggak nyambung dengan penonton. Jadi, [supaya] ada kedekatan dengan penontonnya," ucapnya.
Fajar juga menekankan bahwa film My Sassy Girl garapannya mencerminkan kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Hal itu disebut Fajar sebagai nilai lebih dari film ini.
Ia bahkan percaya cerita dalam film ini akan mendapat sambutan positif dari penonton perempuan. Hal itu dikarenakan tokoh pria dalam film ini berusaha membahagiakan perempuan yang menjadi idamannya.
Untuk itu, Fajar tidak banyak mengubah cerita utama dari versi aslinya.
"Itu yang membuat saya suka dengan film ini. Film ini bercerita tentang laki-laki yang menghargai wanita. Dia total menghargai si perempuan. Bukan berarti [dia] lembek tapi kadang kita harus pura-pura lembek," kata Fajar.
My Sassy Girl versi Indonesia ini akan menjadi salah satu dari tujuh film yang akan dihadirkan oleh Falcon Pictures pada sepanjang 2022. Fajar Bustomi dipercaya untuk menyutradarai film asal Korea tersebut.
Jefri Nichol dan Tiara Andini dipercaya menjadi pemeran utama film yang diadaptasi dari Korea tersebut. Selain keduanya, film tersebut juga turut dibintangi oleh Raja Giannuca dan Petrus Mahendra.
My Sassy Girl versi Indonesia tayang 23 Juni di bioskop.