Tim Singapore Food Agency (SFA) mengungkap Indonesia terbukti memiliki keamanan pangan dan kontrol yang cukup baik untuk dapat mengekspor produk ke Singapura. Hal ini diketahui pasca dilakukannya country level audit untuk persiapan ekspor unggas dan produk turunannya dari Indonesia ke Singapura.
"Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada tim dari Indonesia, dan juga tim dari Singapura yang telah bekerja keras di lapangan, sehingga hasil audit ini dapat maksimal," ungkap Senior Director Joint Operations Division Singapore Food Agency, Dr. Abdul Jalil Abdul Kadir dalam keterangan tertulis, Jumat (24/6/2022).
Dalam acara Closing Meeting Audit Country Level Singapore Food Agency (SFA) pada Kamis (23/6), Abdul Jalil juga menyampaikan apresiasikepada PT. Charoen Phokpand Indonesia dan PT Japfa Comfeed Indonesia. Ia mengatakan kedua perusahaan yang telah diaudit ini memenuhi kelengkapan data yang diminta oleh SFA.
"Kami juga menyampaikan terima kasih kepada kedua perusahaan yang telah membuktikan kelayakan produk ekspor mereka untuk Singapura," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah mengungkap harapannya agar produk unggas Indonesia dapat masuk ke pasar Singapura dalam waktu dekat.
"Saya berharap dalam waktu dekat, targetnya adalah pada akhir bulan ini, produk unggas Indonesia dapat masuk ke Singapura," kata Nasrullah.
"Ini adalah bentuk kerjasama antara Indonesia dan Singapura sebagai negara anggota ASEAN untuk saling membantu mengatasi krisis pangan di Asia," imbuhnya.
Nasrullah menilai kerjasama perdagangan ini akan membuka peluang yang positif bagi Indonesia untuk dapat memperluas pasar ke negara Asia lainnya.
Ia menjelaskan proses pembukaan akses pasar produk unggas dari Indonesia ke Singapura sudah dimulai sejak 2018 dan mampu menembus ekspor produk telur asin ke pasar Singapura. Namun, Indonesia masih belum terdaftar sebagai negara yang dapat mengekspor komoditas unggas dan produk turunanlainnya ke Singapura. Oleh karena itu, Country Level Audit menjadi satu langkah maju untuk meluaskan pasar produk unggas Indonesia ke Singapura.
Saat ini, komoditi unggas Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan rencana produksi tahun 2022 mencapai 3.884.799 ton untuk daging ayam dan 5.925.386 ton untuk telur. Menurut Nasrullah, kondisi surplus ini menjadi modal bagi Indonesia untuk mempromosikan produknya ke luar negeri, terutama dengan jaminan kesehatan hewan dan jaminan pangan sesuai standar internasional.
Lebih lanjut, ia mengungkap Indonesia dan Singapura telah mencapai kesepakatan dalam upaya pemenuhan terhadap semua persyaratan kesehatan hewan (veterinary condition). Kesepakatan ini akan dituangkan dalam Sertifikat Veteriner sebagai persyaratan ekspor ke Singapurauntuk memastikan jaminan Kesehatan Hewan dan Keamanan Pangan pada setiap produk yang akan diekspor.
Sebagai tindak lanjut audit country level, jelas Nasrullah, pihak Indonesia telah menyerahkan aplikasi dari 12 pelaku usaha yang siap untuk masuk ke tahap akreditasi oleh SFA.
"Kami berharap proses akreditasi ini bisa berjalan secepatnya, sehingga ekspor segera bisa dilaksanakan pada akhir bulan ini," tegas Nasrullah.
"Kami harap ini adalah langkah awal yang baik untuk kerjasama antara Indonesia dan Singapura, terutama Indonesia dapat membantu dalam upaya pemenuhan permintaan produk peternakan bagi seluruh warga Singapura," pungkasnya.