Kesurupan bergantian dan massal itu terjadi selama kurang lebih sebulan lamanya. Selama itu pula, mereka melakukan berbagai hal di luar kewajaran.
Mereka saling pukul dengan tongkat berjalan, saling membakar dengan dupa, melempar garam dan nasi, bahkan saling makan kotoran dan air seni sendiri demi mengusir gangguan makhluk halus.
Mereka menolak untuk makan dan hanya minum air yang sudah diberi jimat selama beberapa hari. Kerabat mereka yang tinggal tak jauh dari kediaman keluarga Wu itu ketakutan dengan kejadian tersebut dan tak ada yang berani mendekat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memasuki April, si kakak tertua mengalami sesak nafas. Bukannya ditolong, ia justru diserbu beramai-ramai oleh anggota keluarga yang lain karena mengira sesak nafas itu karena ulah iblis.
Keesokan harinya, tetangga berdatangan dan memberanikan diri untuk menolong si kakak tertua dengan membawanya ke rumah sakit.
Namun nyawa si kakak tertua tidak tertolong. Menurut laporan pihak medis, si kakak tertua meninggal karena luka-luka serangan tersebut.
![]() |
Kelima anggota keluarga Wu lainnya percaya anak tertua mereka itu tidaklah meninggal. Bahkan si ibu mengaku dirinya kesurupan makhluk halus yang mendiami mendiang anak tertuanya.
Anggota keluarga Wu lainnya baru benar-benar menerima bahwa anak tertua mereka meninggal setelah dikonfirmasi oleh berbagai pihak.
Kasus Keluarga Wu ini menjadi kehebohan di Taiwan. Psikiater setempat percaya bahwa keluarga Wu secara kolektif mengalami delusi. Keluarga Wu disebut percaya dengan takhayul hantu dan dewa selama bertahun-tahun.
Mereka bahkan menganggap mendatangi dokter adalah hal yang tabu, dan lebih percaya mereka dirasuki oleh setan atau makhluk halus lainnya.
Diberitakan Girl Style, sutradara Kevin Ko yang berasal dari Kaohsiung mengatakan bahwa dirinya merinding saat melihat berita tersebut. Ia pun terinspirasi untuk mengangkat tragedi itu dalam filmnya.
Namun Kevin Ko tak serta merta mengangkat keseluruhan tragedi Keluarga Wu. Ia hanya mengambil aspek sekte yang nyata ada di tengah masyarakat, serta kejadian anak perempuan yang tidak makan dan minum selama beberapa hari ke film Incantation.
![]() |
Meski diangkat dari kisah nyata, Kevin Ko menjamin bahwa sisa cerita Incantation yang menggetarkan nyali adalah fiksi belaka, termasuk patung Bunda Buddha yang dikisahkan terkutuk.
"Seluruh latar agama dalam film ini adalah fiksi, jangan takut," kata Kevin Ko saat jumpa media di Taiwan.
"Desain dan produksi dari patung Bunda Buddha dan seluruh patung di film ini memakan anggaran paling besar, kami menaruh seluruh uang di sini. Terutama patung Buddha hitam besar yang kami buat sendiri,"
"Gestur, mantra, dan simbol doa semuanya karangan belaka. Namun, bila Anda tetap bertanya apakah dewa itu sungguhan ada atau tidak, itu berarti tim seni kami sungguh luar biasa." katanya.