Kali ini, perempuan "saleh" digambarkan memakai jilbab, riasan tak mencolok, berbusana sopan dan tertutup, tubuh proporsional, berpose sedang berdoa atau membawa Al-Qur'an.
Beberapa bentuk penggambaran perempuan lainnya adalah sosok dewi yang biasanya memiliki ciri bersayap, selendang, atau pakai pakaian pewayangan; hingga idola yang biasanya ramai dalam pemberitaan.
Budaya patriarki yang masih kental dalam sebagian masyarakat Indonesia juga punya pengaruh dalam visualisasi laki-laki di lukisan bak truk. Nicholas menyebut, figur laki-laki di lukisan bak truk direpresentasikan sebagai sosok yang kuat dan dominan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sama seperti visualisasi karakter perempuan, karakter laki-laki juga terbagi menjadi beberapa kategori. Pertama adalah sosok laki-laki yang gemar berjudi dan pemabuk.
Biasanya untuk kategori ini, penggambaran laki-lakinya adalah berambut acak-acakan, lusuh, tak terawat, penuh tato, atau memegang botol minuman.
"Berjudi dan mabuk-mabukan merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh para supir truk ketika berkumpul di malam hari selepas bekerja atau bisa dikatakan juga 'dunia malam supir truk'," tulis Nicholas.
![]() |
Kategori bergikutnya yang paling banyak adalah pemuka agama. Menurut Nicholas, masyarakat Indonesia masih menjunjung tinggi keberadaan sosok pemuka agama karena dianggap sebagai penuntun, pencerah, dan patokan hidup ke arah yang lebih baik.
"Keberadaan penggambaran kiai dimaksudkan agar lebih bersyukur dan berterima kasih pada berkat Tuhan serta mengingatkan agar bertanggung jawab pada keluarga," tulis Nicholas.
Sama seperti karakter perempuan, karakter laki-laki juga bisa digambarkan melalui visualisasi idola maupun tokoh fiksi, biasanya adalah karakter-karakter yang jagoan atau kuat, seperti Rambo, super hero, dan sebagainya. Begitu juga dengan karakter idola, beberapa yang sering muncul seperti sosok atlet, musisi, ataupun presiden.
Nicholas juga mencatat bahwa gambar hewan yang juga ada di sebagian lukisan bak truk ternyata menyimpan makna tersendiri, bukan hanya sekadar hiasan belaka.
Menurut Nicholas, ada beberapa hewan yang ditemukan, yaitu kuda, singa atau macan, ular, elang, dan hiu. Masing-masing dari hewan ini menggambarkan makna yang berbeda.
Misalnya kuda yang melambangkan kecepatan, kekuatan, dan ketangguhan; singa melambangkan kegagahan, keberanian, dan keagungan; ular lambang kecerdikan; elang sebagai simbol ketangguhan, ketajaman mata; atau hiu untuk membuat takut dan ngeri.
Meski begitu, ada juga truk yang hanya berisi lukisan kalimat bijak atau nasihat. Menurut Nicholas, nasihat ini bisa ditujukan untuk si supir truk atau siapapun yang melihatnya.
"Representasi visual tema nasihat pada lukisan bak truk biasanya menceritakan suatu adegan peristiwa yang mengajak siapapun yang melihat untuk tidak melakukannya atau hanya sekadar kata-kata yang mengajak untuk berbuat baik," kata Nicholas dalam penelitiannya.
"Beberapa dibuat menggunakan bahasa daerah untuk menunjukkan identitas supir truk dan untuk mempererat rasa kedaerahan bagi yang melihat ataupun membaca nya," lanjutnya.
(end)