Jakarta, CNN Indonesia --
Ramainya lukisan di berbagai truk barang yang lalu lalang di jalanan mungkin jadi hiburan bagi sesama pengendara. Namun sejatinya, mereka bukan hanya sekadar lukisan dari imajinasi atau curahan hati belaka.
Menurut Nicholas Wila Adi pada Perkembangan Visual Seni Lukis pada Truk yang diterbitkan dalam Jurnal Seni Nasional CIKINI Volume 5, Juni-November 2019, tema dan gambar pada lukisan truk menggambar berbagai isu yang memang terjadi di masyarakat.
"Isu-isu tentang perempuan dan seks, kemiskinan, keperkasaan laki-laki, perceraian, poligami, politik, dan agama telah menjadi tema yang umum di balik lukisan pada bak truk dalam kurun waktu 2009-2015," tulis Nicholas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan dan Seksualitas
Menurut Nicholas, tema perempuan adalah tema yang tak pernah hilang dari lukisan bak truk. Tema ini disebut kerapkali menampilkan perempuan sebagai masyarakat kelas dua setelah laki-laki.
Selain itu, karakter perempuan dalam lukisan bak truk seringkali terbagi menjadi sejumlah "kasta", yaitu "wanita yang saleh dan wanita penggoda". Hal ini didasarkan pada berbagai kasus poligami, perselingkuhan, dan perceraian yang terjadi atau dialami oleh masyarakat.
"Hadirnya perempuan dalam lukisan bak truk menunjukkan perempuan dalam struktur sosialnya sebagai relasi seksual dalam sebuah pemikiran yang maskulin," tulis Nicholas.
 Ilustrasi lukisan truk.Lukisan di bak truk mungkin terkesan menghibur, tapi ada banyak ragam isu yang tergambar di baliknya. (Detikcom/Agung Pambudhy) |
"Penggambaran perempuan dengan penampilan fisiknya dimaksudkan untuk pemenuhan hasrat serta fantasi laki-laki. Penggambaran ini secara tidak langsung memunculkan ungkapan-ungkapan yang mendukungnya, seperti 'lupa nama ingat rasanya', 'kutunggu jandamu', 'dua istri lebih baik'," lanjutnya.
Perempuan-perempuan dalam lukisan truk pun divisualisasikan dalam beberapa kategori. Kategori pertama menurut Nicholas adalah perempuan penggoda, pekerja seks komersial, dan janda. Kategori ini termasuk yang paling sering ditemui.
Beberapa ciri dari visualisasi kategori ini adalah berambut panjang tergerai, punya riasan tebal, anatomi tubuh tidak proporsional terutama bagian dada dan pinggul yang lebih besar, baju terbuka, dan berpose menantang.
"Perilaku seks bebas kerap terjadi di kalangan supir truk. Keinginan seksual yang begitu besar membuat mereka kerap melakukan rendezvous dengan para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang mereka jumpai di warung remang-remang di sepanjang jalur lintasan yang mereka lalui," tulis Nicholas.
Kategori kedua adalah perempuan yang salihah. Kelompok ini disebut sebagai penggambaran istri yang setia, saleh, dan rajin beribadah.
Nicholas menyebut, gambaran perempuan seperti ini merupakan sosok perempuan idaman sebagai seorang istri yang selalu menjaga dan melayani keluarga dan suami.
Penggambarannya jauh berbeda dibanding dengan menggambar kelompok sebelumnya.
Lanjut ke sebelah..
Kali ini, perempuan "saleh" digambarkan memakai jilbab, riasan tak mencolok, berbusana sopan dan tertutup, tubuh proporsional, berpose sedang berdoa atau membawa Al-Qur'an.
Beberapa bentuk penggambaran perempuan lainnya adalah sosok dewi yang biasanya memiliki ciri bersayap, selendang, atau pakai pakaian pewayangan; hingga idola yang biasanya ramai dalam pemberitaan.
Laki-laki dan Keperkasaan
Budaya patriarki yang masih kental dalam sebagian masyarakat Indonesia juga punya pengaruh dalam visualisasi laki-laki di lukisan bak truk. Nicholas menyebut, figur laki-laki di lukisan bak truk direpresentasikan sebagai sosok yang kuat dan dominan.
Sama seperti visualisasi karakter perempuan, karakter laki-laki juga terbagi menjadi beberapa kategori. Pertama adalah sosok laki-laki yang gemar berjudi dan pemabuk.
Biasanya untuk kategori ini, penggambaran laki-lakinya adalah berambut acak-acakan, lusuh, tak terawat, penuh tato, atau memegang botol minuman.
"Berjudi dan mabuk-mabukan merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh para supir truk ketika berkumpul di malam hari selepas bekerja atau bisa dikatakan juga 'dunia malam supir truk'," tulis Nicholas.
 Ilustrasi truk angkutan barang. Ilustrasi lukisan truk.Lukisan di bak truk mungkin terkesan menghibur, tapi ada banyak ragam isu yang tergambar di baliknya. (Detikcom/Agung Pambudhy) |
Kategori bergikutnya yang paling banyak adalah pemuka agama. Menurut Nicholas, masyarakat Indonesia masih menjunjung tinggi keberadaan sosok pemuka agama karena dianggap sebagai penuntun, pencerah, dan patokan hidup ke arah yang lebih baik.
"Keberadaan penggambaran kiai dimaksudkan agar lebih bersyukur dan berterima kasih pada berkat Tuhan serta mengingatkan agar bertanggung jawab pada keluarga," tulis Nicholas.
Sama seperti karakter perempuan, karakter laki-laki juga bisa digambarkan melalui visualisasi idola maupun tokoh fiksi, biasanya adalah karakter-karakter yang jagoan atau kuat, seperti Rambo, super hero, dan sebagainya. Begitu juga dengan karakter idola, beberapa yang sering muncul seperti sosok atlet, musisi, ataupun presiden.
Hewan dan Nasihat
Nicholas juga mencatat bahwa gambar hewan yang juga ada di sebagian lukisan bak truk ternyata menyimpan makna tersendiri, bukan hanya sekadar hiasan belaka.
Menurut Nicholas, ada beberapa hewan yang ditemukan, yaitu kuda, singa atau macan, ular, elang, dan hiu. Masing-masing dari hewan ini menggambarkan makna yang berbeda.
Misalnya kuda yang melambangkan kecepatan, kekuatan, dan ketangguhan; singa melambangkan kegagahan, keberanian, dan keagungan; ular lambang kecerdikan; elang sebagai simbol ketangguhan, ketajaman mata; atau hiu untuk membuat takut dan ngeri.
[Gambas:Infografis CNN]
Meski begitu, ada juga truk yang hanya berisi lukisan kalimat bijak atau nasihat. Menurut Nicholas, nasihat ini bisa ditujukan untuk si supir truk atau siapapun yang melihatnya.
"Representasi visual tema nasihat pada lukisan bak truk biasanya menceritakan suatu adegan peristiwa yang mengajak siapapun yang melihat untuk tidak melakukannya atau hanya sekadar kata-kata yang mengajak untuk berbuat baik," kata Nicholas dalam penelitiannya.
"Beberapa dibuat menggunakan bahasa daerah untuk menunjukkan identitas supir truk dan untuk mempererat rasa kedaerahan bagi yang melihat ataupun membaca nya," lanjutnya.