Dalam kesempatan berbeda, De Armas berkata kepada The Times of London bahwa memerlukan sekitar satu tahun untuk mempelajari logat Marilyn Monroe, bahkan sebelum syuting dokumenter itu dimulai.
"Saya memerlukan sembilan bulan untuk berlatih dialek, terus mencoba dan menjalani sesi ADR (Automated Dialogue Replacement) agar mendapatkan logat yang tepat,"
"Itu sangat menyiksa, melelahkan. Otakku seperti sedang digoreng," keluh de Armas kepada The Times of London pada Januari 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan keterangan Netflix, Blonde akan mengaburkan garis fakta dan fiksi untuk mengeksplorasi perpecahan yang melebar antara diri sendiri dan yang ditampilkan kepada publik.
Blonde merupakan hasil adaptasi novel karya Joyce Carol Oates. Film tersebut diarahkan Andrew Dominik dan turut dibintangi Bobby Cannavale, Adrien Brody, Julianne Nicholson, Xavier Samuel and Evan Williams.
Film tersebut akan mengambil latar dekade emas Monroe pada 50-an dan 60-an dengan perhatian khusus pada kehidupan batin dan perspektifnya tentang dunia.
Ana de Armas mengatakan setiap adegan terinspirasi dari foto-foto sang ikon yang ada hingga kini. Tim produksi disebut membedah setiap detail foto tersebut dan memperdebatkan kisah di baliknya.
"Kami ingin memberitahu sisi kemanusiaan dari kisahnya (Monroe). popularitas membuat Marilyn Monroe menjadi orang paling mencolok di dunia, tapi itu membuat Norman jadi paling tak terlihat," kata Ana de Armas.
Blonde diberi label NC-17 atau untuk penonton 17 tahun ke atas. Blonde akan tayang 28 September secara global di Netflix.