Happy Salma dan Nicholas Saputra Kolaborasi Garap Teater Sudamala

Happy Salma dan Nicholas Saputra bekerja sama mewujudkan pementasan yang berakar dari tradisi Bali di Jakarta yang bertajuk Sudamala: Dari Epilog Calonarang.

Pementasan ke-59 dari Titimangsa tersebut akan digelar pada 10-11 September di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta Pusat, dan merupakan hasil kolaborasi 90 seniman juga maestro Bali.

"Ini pertunjukan pertama kali kami membawa seni tradisi di kota besar," kata Happy Salma, beberapa waktu lalu. "Jadi epilog ini merupakan bagian dari Calonarang, pertunjukan yang selalu ada di upacara-upacara di Bali,"

Lihat Juga : 5 Pemahat Jepara Bikin Replika Mimbar Bersejarah Masjid Al-Aqsa

"Biasanya ada 6-8 jam, tapi kami peras intisarinya menjadi sekitar 2 jam. Inilah gagasannya bahwa tradisi bukanlah musuh modernitas," lanjutnya.

Happy Salma menyebut pertunjukan yang berakar dari tradisi Bali berusia ratusan tahun itu akan dikemas dalam format universal berbahasa Indonesia.

Menurut Happy, ia terdorong mengusung pertunjukan setelah melihat kesuksesan pentas Taksu Ubud dari Titimangsa di Bali pada 2021. Saat itu pula Nicholas Saputra mengajak Happy Salma bekerja sama membawa pentas seni khas Bali di Jakarta.

"Waktu itu saya mengatakan 'rasanya agak sulit Nicholas, karena tradisi membawa ke kota besar itu bukanlah hal yang mudah', karena harus ada kaitan relevansi yang sangat kuat," kata Happy Salma.

Happy Salma dan Nicholas Saputra bekerja sama mewujudkan pementasan yang berakar dari tradisi Bali di Jakarta yang bertajuk Sudamala: Dari Epilog Calonarang. (CNN Indonesia/Trisha Dantiani)

"Hingga akhirnya, kami menemukan sebuah katalog dari saudara saya, Cokorda Gede Bayu, sahabatnya Nicholas juga, dia memperlihatkan sebuah katalog Calonarang yang dibawa ke Paris Expo pada 1931," lanjutnya.

Happy Salma mengakui sosok ayah mertuanya yang juga budayawan, Tjokorda Raka Kerthayasa, sebagai jembatan dirinya bisa menggandeng puluhan seniman Bali dalam merancang pementasan ini.

Sudamala: Dari Epilog Calonarang juga akan menjadi debut aktor Nicholas Saputra sebagai produser untuk sebuah pertunjukan teater.

Nicholas yang lama tinggal di Bali semasa pandemi mengaku berani memproduksi teater tersebut karena nama Happy Salma dan Titimangsa yang aktif dalam memproduksi pementasan teater.

[Gambas:Video CNN]

"Saya melihat berbagai macam hal yang tidak pernah saya lihat sebelumnya dan saya ingin sekali sharing pengalaman saya tersebut dengan teman-teman yang lain di Jakarta karena sangat luar biasa," terang Nicholas soal kehidupannya di Bali.

"Calonarang ini, atau pentas Sudamala: Epilog Calonarang ini, adalah sebuah kendaraan kita untuk melihat Bali hari ini dan masa lampau," lanjutnya.

Sudamala: Dari Epilog Calonarang merupakan satu bagian dari alur kisah Calon Arang. Calon Arang merupakan cerita rakyat di Jawa dan Bali tentang seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit.

Pentas ini akan menceritakan Walu Nateng Dirah, seorang perempuan yang memiliki kekuatan ilmu hitam yang ditakuti banyak orang di suatu kerajaan hingga membuat resah sang raja yang berkuasa, Airlangga.

Hal ini membuat banyak pemuda menjauhi putri Walu Nateng Dirah, Ratna Manggali. Mengetahui hal itu, Walu Nateng Dirah menjadi murka dan menebar berbagai wabah. Luka hatinya itu akhirnya terobati ketika Ratna Manggali menikah dengan Mpu Bahula.

Namun ternyata Mpu Bahula hanya menikah dengan Ratna Manggali karena ia diutus oleh pendeta kepercayaan Raja Airlangga untuk mencuri pustaka sakti milik Walu Nateng Dirah yang akhirnya jatuh ke tangan Mpu Bharada.

Mpu Bharada kemudian menantang Walu Nateng Dirah untuk beradu ilmu agar negeri bisa bebas dari bencana dan wabah yang melanda.