Dituding Promosikan LGBT, Festival Musik di Uganda Batal Digelar

CNN Indonesia
Rabu, 07 Sep 2022 04:00 WIB
Festival Nyege Nyege di Uganda kembali dilarang pemerintah karena dituding mempromosikan LGBT, seks, dan narkotika.
Festival Nyege Nyege di Uganda kembali dilarang pemerintah karena dituding mempromosikan LGBT, seks, dan narkotika. Foto: (AFP/IAN DUNCAN KACUNGIRA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Festival musik di Uganda dilarang digelar akibat diduga mempromosikan LGBT, seks, dan narkotika. Keputusan itu diambil parlemen Uganda sekitar sembilan hari sebelum acara tersebut digelar.

"Kami menghentikan Festival Nyege Nyege, acara tahunan yang dijadwalkan berlangsung pekan depan," keterangan tertulis parlemen Uganda, seperti diberitakan AFP, Selasa (6/9).

"Festival itu mempromosikan banyak amoralitas dan itu bukan sesuatu yang diinginkan negara ini," kata Menteri Etika dan Integritas Uganda Rose Lilly Akello.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Festival Nyege Nyege merupakan acara tahunan yang seharusnya berlangsung empat hari di tepi Sungai Nil. Banyak musisi dan seniman Afrika hadir untuk menghibur lebih dari 10 ribu pengunjung pada September setiap tahun.

Festival Nyege Nyege 2022 seharusnya jadi yang pertama digelar sejak pandemi Covid-19 terjadi pada 2020. Namun, itu batal terlaksana. Pembatalan itu pun dikritik Kementerian Pariwisata Uganda.

Menpar Uganda Martin Mugarura mengatakan pembatalan akan berdampak destruktif terhadap ekonomi karena industri pariwisata mereka baru berjalan lagi setelah pandemi.

"Lebih dari 8 ribu turis asing telah memesan tiket dan akan tinggal di sini selama festival bahkan setelahnya," kata Martin Mugarura.

"Kami berharap ada perubahan dari keputusan ini," tambahnya.

Pelarangan tak hanya terjadi pada tahun ini. Keputusan serupa juga terjadi pada 2018 ketika Kementerian Etika Uganda dipimpin Simon Lokodo. Ia menilai Festival Nyege Nyege pesta homoseksualitas, ketelanjangan, dan obat-obatan terlarang yang disebut mirip "pemujaan setan."

[Gambas:Video CNN]



"Nama festival itu sangat provokatif. Artinya 'seks, seks' atau dorongan untuk seks," kata Lokodo kala itu.

Namun, larangan itu hanya berusia satu hari karena memicu kemarahan di media sosial. Sehingga, larangan itu dicabut satu hari setelah berlaku.

Nyege Nyege berarti dorongan yang tak tertahankan untuk menari dalam bahasa lokal Luganda, tetapi kata itu dapat memiliki konotasi seksual dalam bahasa lain di wilayah tersebut.

Uganda terkenal karena pandangan Kristen yang ketat tentang seksualitas secara umum dan intoleransinya terhadap homoseksualitas.

Pada 2013, anggota parlemen Uganda meloloskan undang-undang yang menyerukan hukuman penjara seumur hidup bagi orang-orang yang kedapatan berhubungan seks sesama jenis, meskipun pengadilan kemudian membatalkan undang-undang tersebut.

Pada Agustus 2022, pemerintah Uganda menangguhkan organisasi pejuang hak gay terkemuka di negara itu, Sexual Minorities Uganda (SMUG), dengan tudingan beroperasi secara ilegal di negara Afrika Timur tersebut.

Gif banner Allo Bank
(afp/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER