Jakarta, CNN Indonesia --
Dewi Lestari buka suara terkait kepergian suaminya, Reza Gunawan. Perempuan yang akrab dengan panggilan Dee ini dengan tegar menjelaskan secara runut kronologi meninggalnya sang suami.
Dee menerangkan Reza sempat kena serangan stroke perdarahan pertama pada 28 Juli 2022.
"Peristiwanya itu 28 Juli, itu memang terjadi, tapi memang sudah ada isu kesehatan yang Reza punya cukup lama. Tapi memang terpicunya karena 28 Juli itu," terang Dewi Lestari di Rumah Duka Grand Heaven, Jakarta Utara, Rabu (7/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai serangan stroke perdarahan itu, Reza mulai dirawat secara intensif di rumah sakit selama 19 hari.
"Jadi, memang Reza sempat dirawat di RS selama 1 bulan 1 minggu karena stroke perdarahan, telah dirawat cukup intensif di ICU selama 19 hari," cerita Dewi.
"Setelah itu dirawat inap, dan akhirnya Reza bisa kembali ke rumah. Nah, niatan saya waktu itu menjalankan home care bagi Reza selama dan sebisa mungkin. Tapi, ternyata hanya empat hari Reza bersama kami," sambungnya.
 Suami Dewi Lestari, mendiang Reza Gunawan telah disemayamkan pada Rabu (7/9) sejak pukul 08.30 WIB di Rumah Duka Grand Heaven, Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Mohammad Farras) |
Dewi menjelaskan bahwa kondisi Reza memburuk pada Selasa (6/9). Tanda-tanda kepergian Reza mulai muncul ketika kesadarannya mulai menurun sejak sekitar pukul 10.30 WIB.
"Saat itu Reza kira-kira mulai drop tanda-tanda vitalnya itu sekitar jam 10.30 pagi, dan akhirnya pukul 11.30 beliau sudah menghembuskan napas terakhir," ungkap Dewi.
Kepergian Reza kemudian dikonfirmasi oleh dokter melalui pengecekan medis sekitar 20 menit setelah diduga sudah wafat.
"Karena memang saya sudah menelepon ambulans juga, jadi ambulans juga sudah dalam perjalanan. Jadi sekitar dua puluh menit setelah Reza berpulang, ambulans datang, dokter memeriksa Reza hanya sekadar mengonfirmasi bahwa memang Reza sudah berpulang," ujar Dewi.
"Ada semacam tes EKG dan semacamnya, tapi itu hanya mengonfirmasi saja. Itu kira-kira pukul 11.30 WIB," lengkapnya.
Kedua anak Reza Gunawan merasa terpukul atas kepergian ayahnya. Namun, Dewi memastikan bahwa ia dan kedua anaknya akan berusaha untuk ikhlas atas kepergian Reza.
Lanjut ke sebelah...
Dewi Lestari memastikan bahwa keluarganya sudah mempersiapkan diri secara batin karena Reza Gunawan sempat dirawat selama beberapa waktu sebelum akhirnya meninggal dunia.
"Apalagi ketika di rumah sakit cukup banyak momen-momen di mana ada isu kritis dan sebagainya. Sehingga, kita juga sudah mulai mempersiapkan diri pelan-pelan," imbuhnya.
"Walaupun saya yakin tidak semua orang, tidak akan ada yang bisa seratus persen siap. Tapi saya rasa, saya dan anak-anak sudah mulai mencicil proses itu, kami diberi waktu yang cukuplah," tambahnya.
Kepergian sang suami, kata Dewi, sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh mendiang. Kepada Dewi, Reza berkata ingin pulang ke rumah dan dikelilingi orang terdekatnya.
"Tapi itu sudah sesuai yang Reza inginkan, Reza ingin berada di rumah, berada di sekeliling orang yang dia sayangi. Kebetulan saat itu kami berkumpul semuanya," ungkap Dewi.
Dewi yakin bahwa kepergian Reza adalah hal terbaik bagi seluruh pihak, bagi untuk Reza ataupun keluarganya.
"Tentunya kami semua awalnya terpukul, tapi akhirnya sekarang sih cukup lega ya, karena saya merasa ini yang terbaik untuk Reza," ucap Dewi.
"Karena dia bisa melanjutkan perjalanannya tanpa harus terjebak dengan rasa sakit dan ketidaknyamanan," sambungnya.
Jenazah dari mendiang Reza Gunawan kini disemayamkan di Rumah Duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, sejak hari ini, Rabu (7/9) pagi.
Usai dilakukan proses persemayaman dengan upacara pembacaan Pattira oleh Biksu, jenazah akan dipindah ke tempat perabuan untuk proses kremasi pada Kamis (8/9) pukul 13.00 WIB.
 Suami Dewi Lestari, mendiang Reza Gunawan telah disemayamkan pada Rabu (7/9) sejak pukul 08.30 WIB di Rumah Duka Grand Heaven, Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Mohammad Farras) |
Setelah dikremasi, abu dari mendiang Reza Gunawan akan dititipkan lebih dahulu di Vihara tanpa langsung melakukan proses pelarungan.
"Besok akan ada kremasi jam 13.00 WIB, jadi jam 12.00 kami akan selesaikan di tempat persemayaman, abis itu kami ke ke tempat perabuan," terang Dewi.
"Sementara itu [abunya[ akan dititip ke Vihara. Dilarungnya mungkin akan kami melihat momen yang baik untuk kapan melakukannya dan di mana. Karena saat ini belum bisa banyak bepergian, jadi kami tunda dulu [pelarungan abu] dan kami titipkan ke Vihara," imbuhnya.