Anak Tete Korinus Mandosir Sarumi mengisahkan kronologi penulis lagu Apuse tersebut meninggal dunia pada Rabu (14/9). Jenazah Korinus sendiri akan dimakamkan Sabtu (17/9) di samping makam istrinya di Kampung Pamdi, Distrik Supiori Barat, Kabupaten Supiori.
Kabar ini dipastikan oleh anak kedua mendiang Korinus, Yohanis Mandosir, yang kini berada di Pulau Biak, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Kamis (15/9).
"Rencana besok [jenazah] baru kami bawa dari Pulau Biak ke Supiori untuk prosesi pemakaman, untuk dimakamkan di sebelah mendiang Ibu [Sabtu 17/9]," kata Yohanis Mandosir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut penuturan Yohanis, Korinus Mandosir Sarumi meninggal pada usia 82 tahun di salah satu rumah sakit di Pulau Biak. Yohanis menceritakan Korinus meninggal usai mengalami keluhan batuk berdahak sejak Selasa (13/9) petang Waktu Indonesia Timur (WIT).
Sesampai di rumah sakit, Tete (Bapak) Korinus Mandosir dinyatakan mengalami gangguan asam lambung. Namun ia juga menyatakan jika masa-masa pensiun Tete Korinus di Biak tidak pernah mengalami gangguan kesehatan yang berarti.
"Kalau dibilang sakit ya enggak juga ya, karena beliau namanya orang tua ya. Menurut saya beliau tidak sakit, karena kondisinya baik-baik saja, minum, makan, jalan baik-baik saja," cerita Yohanis.
"Tapi kemarin beliau batuk, sedikit ada dahak. Ternyata sampai di rumah sakit, asam lambungnya kumat. Tapi ya intinya, beliau tidak sakit yang bikin repot atau bagaimana begitu. Beliau meninggal di rumah sakit, sekitar jam 05.50 WIT," lanjutnya.
Semasa hidup, sosok Korinus Mandosir Sarumi dikenal sebagai seorang guru yang mengabdi untuk menyebarkan ilmu pengetahuan di pelosok-pelosok Papua.
Besar di Kampung Sowek yang kini masuk di wilayah Kabupaten Supiori, mendiang Tete Korinus Mandosir memulai karier sebagai guru sejak awal dekade 1960-an.
Jiwa dan pengabdian sebagai guru itiu membawa mendiang Korinus mulai menciptakan syair-syair bernada. Metode inilah yang menjadi andalan dirinya untuk menarik perhatian para anak didik agar tertarik untuk belajar.
Salah satu lagu ciptaan yang membekas adalah Apuse. Lagu ini bercerita soal pesan Tete Korinus kepada anak muridnya untuk mengingat pesan ayah ibu mereka agar tak menyia-nyiakan proses pendidikan.
"Saya kan lahir tahun '65 ya, jadi tahun '62 lah itu Bapak mulai corat-coret syair-syair yang dia buat itu, pas bapak tugas pertama di Kampung Sowek itu sebagai guru," lanjut Yohanis menceritakan kiprah sang ayah.
Secara terpisah, salah satu kerabat terdekat Korinus, Denny Yomaki, menjelaskan secara terperinci kepada CNNIndonesia.com, Kamis (15/9), bagaimana lagu Apuse ini tercipta dari pengalaman mendiang Tete Korinus Mandosir.
"Jadi lagu Apuse itu kan bicara tentang orang tua. Lagu itu sebenarnya mau mengajak anak-anak yang mau pergi sekolah ke Manokwari, atau anak-anak pada saat itu menyebutnya Doreri, supaya mereka pergi sekolah harus ingat orang tua," kata Denny.
"Mereka pergi ke sekolah itu ada tujuan, tidak sekadar pergi saja, sehingga bisa bersekolah dengan baik. Jadi itu tujuan dia [Korinus Mandosir] menciptakan lagu pada saat itu." lanjut Denny.