Jakarta, CNN Indonesia --
Iwan Fals komentari penanganan kasus tragedi di Stadion Kanjuruhan yang diselidiki Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
Dalam cuitan terbarunya di Twitter, Selasa (4/10),Iwan Fals nampak terkesan dengan perintah Jokowi untuk mendesak TGIPF agar dapat bergerak cepat dalam mengusut tuntas kasus tersebut.
Iwan membandingkan proyeksi penanganan kasus tersebut dengan penanganan kasus Sambo yang dinilainya terlampau lama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah ya gitu. Jangan kayak kasus Sambo. Kelamaan," tulis Iwan Fals di Twitter, Selasa (4/10), menampilkan tangkapan layar judul berita terkait.
CNNIndonesia.com telah meminta izin Iwan Fals untuk mengutip cuitannya.
Pada judul berita tersebut, Presiden RI Joko Widodo memerintahkan agar TGIPF dapat menuntaskan pekerjaan dalam waktu kurang dari sebulan.
TGIPF yang dibentuk pemerintah akan mulai bekerja hari ini, Senin (3/10), untuk mengusut tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD selaku ketua TGIPF mengatakan pihaknya akan mulai merencanakan pemanggilan berbagai pihak.
"Kapan mulai? Kita langsung mulai saja ini. Karena besok (hari ini) nyusun pertemuan-pertemuan maraton dan berbagi tugas memanggil siapa, itu besok dibicarakan," kata Mahfud dalam jumpa pers.
Mahfud berkata tim ini bekerja paling lama satu bulan. Hasil kerja TGIPF akan dilaporkan langsung ke Presiden Joko Widodo.
Pada saat yang sama, sejumlah lembaga negara akan melakukan tindakan atas tragedi Kanjuruhan.
Dalam beberapa hari terakhir, Iwan Fals beberapa kali tak pernah luput dalam menyoroti kasus tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang yang terjadi pada Sabtu (1/0) lalu.
Pada cuitan sebelumnya, Iwan Fals memberikan tanda baca titik sembari menyertakan tangkapan layar judul berita terkait tragedi itu.
Salah satunya, ketika Iwan Fals memberikan tanda baca titik untuk judul berita CNNINdonesia.com yang berbunyi 'Kapolri Copot Kapolres Malang Buntut Tragedi Kanjuruhan'.
Lanjut ke sebelah...
Tanda baca titik lainnya diberikan Iwan Fals kala ia menyertakan tangkapan layar judul berita CNNIndonesia.com berbunyi 'Panglima Andika: Mabes TNI Tangani Kekerasan Prajurit di Kanjuruhan'.
Sedangkan, dalam kicauan Twitter pada Senin (3/10), Iwan mengunggah sebuah foto yang menampilkan aparat polisi dan TNI di stadion dengan asap gas air mata yang menyelimuti lapangan.
"Gas Air Mata, Polisi, Tentara & Pentungan," cuit Iwan Fals melalui akun @iwanfals.
Kicauan itu datang setelah sebelumnya Iwan Fals mengirimkan doa tanda duka untuk keluarga mendiang korban tragedi tersebut. Ia juga berharap tragedi ini diusut tuntas dan tak terulang kembali.
"Semoga keluarga dan handai taulan yg ditinggalkan kuat dan tabah menjalaninya. Usut tuntas tragedi ini agar tak terulang lagi di kemudian hari. Sebagai pecinta sepakbola saya merasa sedih sekali," tulis Iwan.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terjadi usai kekalahan 2-3 Arema FC atas Persebaya, Sabtu (1/10) malam.
Suporter Arema memasuki lapangan karena tak terima dengan hasil pertandingan yang memenangkan Persebaya. Insiden itu direspons polisi dengan menghadang dan menembakkan gas air mata.
Langkah tersebut menyebabkan penonton panik, sehingga berlarian, sesak napas, dan terinjak-injak. Menurut data kepolisian, 125 orang meninggal dunia dalam tragedi ini dan ratusan orang lainnya luka-luka.
Namun, komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto mengatakan korban pendukung Arema FC atau Aremania dalam tragedi Kanjuruhan sejauh ini tercatat lebih dari 130 orang. Jumlah itu berdasarkan data dari pihak Aremania yang telah ditemuinya.
"Dari kejadian yang menewaskan sampai lebih dari 130 orang saya dapat data dari Aremania sudah naik jadi 131 tapi data ini menurut keterangan teman-teman Aremania masih simpang siur, ada kemungkinan bisa lebih," kata Wahyu saat jumpa pers di Malang, Selasa (4/10).
Penggunaan gas air mata sendiri dilarang keras dalam pengamanan pertandingan sepak bola menurut regulasi FIFA. Meski di sisi lain, polisi menyatakan penggunaan gas air mata saat kerusuhan di Kanjuruhan telah sesuai prosedur.
[Gambas:Video CNN]