Komika Mamat Alkatiri memastikan ucapannya dalam sebuah penampilan terkait Hillary Brigitta Lasut tidak bermaksud untuk menyerang Anggota Komisi I DPR Fraksi NasDem tersebut secara personal.
Mamat kemudian menjelaskan yang dilakukannya bukan merupakan roasting, salah satu teknik dalam Stand-Up Comedy.
"Izinkan saya teman-teman untuk jelaskan sedikit soal acara pada saat itu. Pertama itu bukanlah sesi roasting, karena saya juga katakan ke teman-teman bahwa roasting itu harus ada orangnya di depan kita, dan harus ada izin dari kedua pihak, baik yang me-roasting atau yang di-roasting, jadi itu bukan roasting, yang saya lakukan kemarin adalah teknik stand up lain yang disebut riffing," dalam video yang diunggah di Instagram pribadinya, Sabtu (8/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mamat melakukan riffing karena memang tak diminta melakukan Roasting. Ia kemudian menjelaskan teknik Riving.
"Riffing itu kita ambil materi dari sekitaran atau kejadian yang terjadi pada saat itu, di situ, biasanya itu spontan. Karena saya diminta panitia untuk tampil di situ, perform di situ hanya sebagai stand up, jadi bukan roasting dan sebagainya seperti yang diinfokan," ucapnya.
Ia mengaku hanya mengkritik pernyataan dari Hillary sebagai anggota DPR.
"Jadi tidak ada kritik, tidak ada cacian, atau tidak ada makian yang ditujukan kepada pribadi atau personal kak Hillary. Itu ditujukan kepada closing statement nya kak Hillary atau opini kak Hillary," ujar Mamat.
Namun, Mamat tetap meminta maaf terhadap Hillary atas ucapannya tersebut. Mamat mengatakan merasa perlu untuk meminta maaf jika kata-kata yang dilontarkan menyinggung sesama manusia, dalam hal ini Hillary.
"Saya ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada kak Hillary Brigitta Lasut atas kata-kata saya yang telah membuatnya tersinggung pada sebuah acara diskusi, dimana saya menjadi seorang penampil saat itu," ujar Mamat.
Sebelumnya, Hillary melaporkan Mamat Alkatiri ke Polda Metro Jaya atas dugaan pencemaran nama baik. Laporan tersebut dibuat pada 3 Oktober 2022 dan tertulis Brigitta sebagai korban.
Dalam keterangan unggahannya, ia menyayangkan penggunaan kata kasar dalam materi roasting yang disampaikan Mamat Alkatiri. Dia mengatakan penggunaan kata kasar tidak tepat untuk digunakan sebagai kritik. Menurut dia, penggunaan kata kasar termasuk bully atau pelecehan verbal.
"Yang bilang an***g dan t*i bukan penghinaan coba aja kalo dia ngomong begini ke ibu atau anak kalian. Memang pejabat publik boleh dikritik. Tapi setau saya di Indonesia mau dia pejabat publik mau dia pembantu rumah tangga, tetap tidak boleh dibully apalagi dimaki. Tidak usah bawa-bawa saya pejabat publik harus siap dikritik deh. T*i dan go***k bukan kritik. Itu bully dan verbal harrasment," kata Hillary.
(fby/bac)