Belajar dari Kim Jong Un, Duduk Tertib saat Nonton Red Velvet Manggung

CNN Indonesia
Minggu, 06 Nov 2022 18:50 WIB
Penguasa Korea Utara Kim Jong-un dan sang istri Ri Jol-su ternyata pernah menyaksikan penampilan Red Velvet di ibu kota Korea Utara, Pyongyang pada 2018 lalu.
Penguasa Korea Utara Kim Jong-un dan sang istri Ri Jol-su ternyata pernah menyaksikan penampilan Red Velvet di ibu kota Korea Utara, Pyongyang pada 2018 lalu. (via REUTERS/KCNA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Penguasa Korea Utara Kim Jong-un dan sang istri Ri Jol-su ternyata pernah menyaksikan penampilan Red Velvet di ibu kota Korea Utara, Pyongyang pada 2018 lalu.

Dalam momen yang saat itu mengejutkan banyak pihak - terutama publik Korsel - terlihat bagaimana penonton Korea Utara dengan tertibnya menyaksikan penampilan trengginas dari girl band itu.

Menanggapi momen tersebut, member Red Velvet Yeri menyatakan bahwa antusiasme yang dihadirkan oleh publik Korea Utara justru melebihi ekspektasinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada lebih banyak tepuk tangan, jauh dari yang kami bayangkan jadi kami bisa lebih santai dan meneruskan penampilan kami," ungkap Yeri kepada reporter asal Korsel setelah acara tersebut usai, dilansir via ABC News.

Melalui cuplikan yang diunggah oleh akun YouTube YeongAn 99, Red Velvet memainkan dua hit mereka yakni Bad Boy dan Red Flavor.

[Gambas:Youtube]

Di tengah-tengah tarian energik dari lima member Red Velvet, sorotan kamera sesekali menunjukkan bagaimana sang pemimpin Korut menyaksikan girl band itu dengan tatapan terpaku, sembari masih setia duduk di tempatnya masing-masing.

Pada pertunjukan tersebut, dilaporkan terdapat beberapa penampil lain Korsel yang disuguhkan, terutama penampil dengan lagu yang relatif lebih lambat dan tanpa menampilkan koreografi ala idol group dari Korsel.

Mereka menyajikan lagu berjudul Let's Meet Again dan Our Wish is unification, lagu tentang proses unifikasi untuk dua negara Korea yang terpecah secara ideologi politik.

Tak ada boyband asal Korsel yang dihadirkan dalam pertunjukan malam itu, mengingat sikap publik Korea Utara yang masih memandang tabu pria bernyanyi dan menari dalam satu waktu.

"Korea Utara masih sangat konservatif dalam memandang pria yang bernyanyi dan menari," ujar Philo Kim, guru besar Institute for Peace and Unification Studies di Seoul.

"Boyband K-pop yang menunjukkan penampilan tari mereka yang sangat dinamis akan sangat berlebihan untuk publik di Pyongyang," imbuhnya.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi yang terjadi pada Jumat (4/11) lalu di ICE BSD, saat NCT 127 menggelar konser hari pertamanya di Indonesia.

Pada hari itu, kepolisian memutuskan menghentikan konser imbas jatuh pingsannya 30 penonton akibat berdesak-desakan.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan juga mengatakan bahwa tak ada ketentuan yang dilanggar oleh pihak kepolisian.

Sebab, kata Zulpan, tiket yang dijual oleh penyelenggara sebanyak delapan ribu lembar tidak melebihi dari kapasitas gedung.

"Untuk segi kapasitas penonton sebenarnya tidak ada yang dilanggar. Tiket delapan ribu dan kapasitas gedung itu 10 ribu. Kenyataannya penonton yang hadir tidak melebihi kapasitas gedung," kata Zulpan saat dihubungi, Jumat (4/11).

(far/sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER