Jakarta, CNN Indonesia --
Empat musim berlalu, sinetron keluarga Kerajaan Inggris The Crown kembali. Masih meneruskan tradisi dengan pergantian pemain per dua musim, The Crown Season 5 hadir dengan pemain yang harus saya bilang lebih jempolan dari sebelumnya.
Dalam musim kelima kali ini, kisah The Crown secara esensi, pengembangan, hingga eksekusi tidak jauh berbeda dari empat musim sebelumnya. Hal ini tentu saja lantaran Peter Morgan selaku si empunya cerita masih memegang kendali penuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The Crown Season 5 tetap membuat saya menonton dengan duduk anteng, tiduran, hingga sekali-kali membuka arsip berita atau ensiklopedia bila ada sesuatu referensi yang belum diketahui. Namun itulah serunya menyaksikan serial ini.
Tingkat emosi dalam narasi The Crown juga tak banyak berubah walau saya lebih merasakan babak-babak emosional nan dramatis saat musim keempat dibanding musim kelima.
Namun Peter Morgan jelas memberikan pencitraan yang lebih halus dan sentimental untuk empat karakter utama: Ratu Elizabeth II (Imelda Staunton), Pangeran Philip (Jonathan Pyrce), Pangeran Charles (Dominic West), dan Putri Diana (Elizabeth Debicki).
 Review The Crown Season 5:Peter Morgan jelas memberikan pencitraan yang lebih halus dan sentimental untuk empat karakter utama: Ratu Elizabeth II (Imelda Staunton), Pangeran Philip (Jonathan Pyrce), Pangeran Charles (Dominic West), dan Putri Diana (Elizabeth Debicki).: (dok. Netflix) |
Morgan memberikan sejumlah ruang dedikasi khusus kepada masing-masing karakter ini untuk menunjukkan sisi lain --yang harus saya bilang lebih humanis-- di balik karakter yang sudah terciri sejak empat musim terakhir.
Misalnya saja ketika Morgan memberikan ruang untuk Imelda Staunton yang dengan apik menunjukkan sisi rapuh nan humanis dari Ratu Elizabeth II, seperti saat di kapal Britannia, Guildhall Jubilee Lunch, atau ketika ia menghadapi Lady Romsey (Natascha McElhone).
Staunton memanglah orang yang paling jempolan untuk memerankan karakter Ratu pada usia 60-an. Staunton yang sukses membuat penggemar Harry Potter --termasuk saya-- kesal saat ia berperan sebagai Prof Dolores Umbridge pun menunjukkan dirinya sebagai pemain top di serial ini.
Morgan dan Staunton berhasil menunjukkan sosok asli Elizabeth sebagai seorang manusia biasa yang sedih saat merelakan sesuatu yang ia miliki, atau sebagai seorang istri dan perempuan yang cemburu melihat suaminya dekat dengan perempuan lain, atau sebagai seorang ibu dan mertua yang menghadapi pernikahan anaknya yang berantakan.
Aksi Staunton pun sebenarnya ikut terdorong dengan peran Jonathan Pyrce sebagai Duke of Edinburgh.
Lanjut ke sebelah...
Meski jauh porsinya bila dibandingkan Matt Smith (Season 1-2), atau Tobias Menzies (Season 3-4), Pyrce juga diberi ruang khusus oleh Morgan untuk menunjukkan sisi lain Pangeran Philip.
Pyrce pun bisa dibilang melaksanakan hal itu dengan mulus. Karakter Philip yang keras kepala dan alpha, bisa terlihat bijak, geek, dan penuh kasih sayang terhadap istrinya. Pyrce menunjukkan Philip versinya bukan lagi memandang Elizabeth sebagai istri yang bekerja sebagai Ratu, tapi teman hidup yang mengabdi untuk masyarakat.
Dominic West dan Elizabeth Debicki semestinya bisa jadi duet maut dalam musim ini. Apalagi bila mengingat performa dramatis nan emosional Josh O'Connor dan Emma Corrin pada Season 4.
Namun cerita pada musim ini yang mengisahkan Pangeran Charles telah pisah ranjang dengan Putri Diana, membuat West dan Debicki jarang tampil dalam satu frame. Charles lebih sering bersama Camilla (Olivia Williams), sementara Diana lebih sering sendirian, secara harfiah.
Meski begitu, aksi dan chemistry keduanya tak kalah apik saat bertemu. Emosi, kebencian, tapi bercampur dengan iba juga menjaga citra berkumpul saat keduanya bertemu dalam satu adegan, seperti saat makan di dapur Istana Kensington.
 Review The Crown season 5: Charles lebih sering bersama Camilla (Olivia Williams), sementara Diana lebih sering sendirian, secara harfiah. (Arsip Netflix) |
Memerankan Diana dalam versi dewasa, Debicki memiliki gestur yang bisa saya bilang mungkin 80 hingga 90 persen persis seperti yang dilihat publik. Hanya ada beberapa bagian tampaknya terlalu dibuat-buat, seperti saat melakukan wawancara bersama Panorama.
Sementara itu, Dominic West bisa dibilang terlalu tampan untuk menjadi Charles. Meski begitu, West tampaknya memang menguasai gagasan dan gaya komunikasi dari pangeran yang kini sudah jadi raja Inggris tersebut.
Khusus untuk pencitraan Charles, saya merasa Peter Morgan terlalu bermain aman dalam Season 5. Mungkin bisa dianggap sebagai awalan untuk kejutan di musim final? Atau bisa jadi menghormati Charles yang baru naik takhta dan ditinggal ibunya? Semua akan bisa terjawab saat melihat Season 6 nanti.
Namun saya sendiri berharap The Crown Season 5 ini hanyalah sajian pembuka dari hidangan utama yang sudah disiapkan oleh Peter Morgan di Season 6. Apalagi saya yakin satu kisah sedih sudah amat dinantikan oleh penggemar sejak The Crown Season 4 berakhir, tragedi terowongan Paris.
[Gambas:Youtube]