Tak Jua Dibayar, Vendor Laporkan CEO Konser We All Are One K-pop

CNN Indonesia
Jumat, 18 Nov 2022 19:53 WIB
Ilustrasi konser. Vendor menduga penyelenggara festival We All Are One K-pop bernama Park Jai-hyun
Jakarta, CNN Indonesia --

Vendor yang semula direkrut untuk ikut mempersiapkan festival We All Are One K-pop berencana akan mengambil langkah hukum dan melaporkan CEO PT Coution Live Indonesia, Park Jai-hyun alias Direktur Park.

Hal itu lantaran Direktur Park diduga "kabur dan tidak menyelesaikan tanggung jawabnya" terhadap vendor atas nama PT Visi Musik Asia yang semula direkrut untuk mengelola urusan lapangan festival tersebut.

Dalam kerja sama keduanya, Rizky Triadi selaku Direktur PT Visi Musik Asia mengaku mengalami kerugian dan Direktur Park selalu mangkir saat upaya mediasi.

Kepada detikHot seperti diberitakan Jumat (18/11), Rizky Triadi menjabarkan sejumlah kekacauan yang mereka alami selama bekerja sama dengan Direktur Park.

"Ketika persiapan konser masih dalam proses, Direktur Park memberikan perintah untuk menarik sebagian hasil penjualan konser tersebut dari tiketdotcom," kata Rizky dalam pernyataannya.

"Uangnya dipergunakan untuk melakukan pembayaran kebutuhan pelaksanaan event yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 11-12 November 2022 sesuai dengan arahan Direktur Park,"



"Ketika terjadi, dalam waktu yang sama, PT Visi Musik Asia juga menagih pembayaran untuk jasa kerja lapangannya, akan tetapi tidak ditanggapi dengan baik oleh Direktur Park dan tidak dibayarkan,"

Rizky menyebut, perusahaan Direktur Park memanggil pihaknya pada 3 November 2022 dan "menginformasikan bahwa salah satu artis tidak bisa datang pada acara tanggal 12 November 2022,"

Setelah pemberitahuan tersebut, PT Coution Live Indonesia mengumumkan memundurkan festival tersebut ke Januari 2023. Selama beberapa hari, kata Rizky, pihaknya menunggu kesiapan jadwal terbaru dari Direktur Park, tapi tak pernah muncul.

Pada 11 November 2022, kata Rizky, pihaknya mendapatkan kabar bahwa Dirjen Imigrasi memanggil Direktur Park. Rupanya, paspor milik Park Jai-hyun sudah ditahan tanpa diketahui alasannya.

Atas situasi tersebut, Rizky dan perusahaannya meminta bantuan konsultan hukum karena mencurigai ada permainan kotor dalam konser tersebut. Apalagi, ia tidak mendapatkan bayaran sampai tenggat waktu.

Lanjut ke sebelah...

'Hasil Penjualan Tiket Sudah Capai Rp7 Miliar'


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :