Menyemai Tunas Muda Skena Musik Bawah Tanah

CNN Indonesia
Minggu, 20 Nov 2022 18:13 WIB
Sebuah kelompok musik underground di Bogor tengah berjuang punya penerus dengan asa jadi komunitas inklusif dan jauh dari "zaman ngawur".
Ilustrasi. Sebuah kelompok musik underground di Bogor tengah berjuang punya penerus dengan asa jadi komunitas inklusif dan jauh dari

Meski bercita-cita bisa menjadi komunitas underground yang inklusif dan jauh dari "zaman ngawur" dulu kala, para pegiat komunitas bawah tanah ini masih mengalami masalah klasik di mosh pit: paparan alkohol.

Sejumlah anak yang di bawah usia 21 tahun pun mengaku mereka mudah mendapatkan akses minuman alkohol di sela kegiatan mereka berekspresi tersebut.

"Kalau enggak ada alkohol ya kerasa atuh, namanya moshing kan pasti kesikut sana kesikut sini, biar enjoy juga," ungkap salah satu anak berusia 16 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adipati pun mengakui bahwa paparan alkohol ini jadi persoalan rumit yang kerap terjadi di lapisan akar rumput, bukan cuma skena bawah tanah seperti mereka, melainkan di segala lapis masyarakat.

"Batasan gue sebatas menjelaskan risiko-risiko seperti apa, kayak misal konsumsi alkohol berlebihan itu bisa bahaya untuk lambung atau usus. Gue menjelaskan itu karena berkaca dari pengalaman pribadi," kata Adipati.

"Lo enggak bisa sekonyong-konyong datang dengan membawa moral compass lo ke kalangan yang serba tertinggal ini," kata Adipati. "Kita enggak bisa menyamakan kapasitas dan pemikiran kita dengan realitas yang terjadi di akar rumput ini,"



"Kan enggak mungkin gue tahu-tahu ke kampung mereka terus bilang melarang ini itu, ya gue enggak mau cari mati lah," lanjutnya berkelakar.

Terkait masalah ruwet ini, sosiolog dan peneliti punk UIN Syarif Hidayatullah, Fathun Karib, menyatakan bahwa memang sudah sepatutnya para senior di komunitas itu memiliki kendali penuh atas pembatasan paparan tersebut.

"Di salah satu bar di Amerika, anak di bawah umur bisa ikut nonton di bar, tapi tangan mereka di tulis tanda X," jelas Karib, dalam kesempatan terpisah.

"Ini awal mula X dipakai menjadi simbol straight edge. Sederhana dan jadi gerakan. Kesadaran ini yang perlu ditumbuhkan untuk menjaga tunas baru di komunitas," imbuhnya.

Namun ide itu ditanggapi pesimis oleh Egy. Ia tak yakin pola serupa dapat diterapkan di skena bawah tanah yang ia geluti, meski penganut straight edge (menolak rokok, alkohol, narkoba, dan seks bebas) di kalangannya mulai bermunculan.

"Anak sini mah sekarang pada pintar mau dibikin aturan bagaimana juga," cerita Egy mengenai kondisi yang terjadi di Kabupaten Bogor. "Tapi yang kami tekankan selalu ini, kalau bocah-bocah itu maksa anak-anak straight edge untuk mencoba minum, kami akan tindak tegas pasti,"

Sementara itu, Adipati sepakat dengan Karib soal peran senior untuk 'melindungi' para tunas muda skena ini dari hal yang negatif. Namun menurutnya, proses transfer edukasi dan informasi perlu dilakukan dengan pendekatan yang ramah dan sesuai dengan keseharian mereka.

"Intinya kalau bertanggung jawab, kita yang senior sebisa mungkin menyempatkan kalau mereka ada masalah, seperti sakit, kecelakaan, berantem, urusan sama berwajib begitu-begitu pasti akan kami kawal." kata Adipati.

(far/end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER