Cegah Impor Kedelai, Gus Muhaimin Pilih Genjot Produksi Dalam Negeri

Advertorial | CNN Indonesia
Kamis, 15 Des 2022 00:00 WIB
Menurut Gus Muhaimin, impor bukan solusi utama menurunkan harga kedelai.
(Foto:Arsip DPR RI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin angkat suara terkait keputusan pemerintah melalui Perum Bulog mengimpor kedelai sebanyak 350 ribu ton.

Menurut Gus Muhaimin, impor bukan solusi utama menurunkan harga kedelai.

"Kebijakan impor bukan solusi utama ya, kedelai mahal itu karena memang produksi kita belum mencukupi, masih kurang. Jadi ketimbang impor sebaiknya genjot saja produksi dalam negeri, tambah lagi lahannya," tutur Gus Muhaimin di Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berujar, saat dirinya menjabat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pernah menggagas gerakan tanam kedelai di wilayah transmigrasi. Saat itu dia berkomitmen membantu menambah produksi dan ketersedian tanaman kedelai di Indonesia dengan menyediakan ribuan hektare lahan transmigrasi untuk ditanami kedelai.

Gus Muhaimin menjelaskan, potensi ini bisa lebih besar lagi jika pengelolaan dilakukan dengan baik, ditambah dukungan dari pemerintah. Sebab, lahan pengembangan kedelai di kawasan transmigrasi mencapai ratusan ribu hektar.

"Dulu saya sudah menginisiasi gerakan tanam kedelai di kawasan transmigrasi. Itu untuk mengembangkan lahan transmigrasi khusus untuk kedelai, potensinya besar dan jelas itu mendukung pemenuhan kebutuhan kedelai nasional," katanya.

"Jadi daripada impor terus, saya kira orientasinya harus segera diubah. Kita ini tidak kekurangan lahan, tidak kekurangan potensi pertanian, SDM petani kita jempolan, tinggal pemerintah mau apa nggak mengoptimalkannya," lanjut Gus Muhaimin.

Pada Juni 2022, harga kedelai internasional CBOT berada di level tertinggi sepanjang tahun, yakni US$17,58 per gantang atau bila dikonversi sebesar Rp9.294/kg. Dalam kondisi tersebut, harga kedelai di tingkat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) sudah mencapai Rp11.612 per kg.

Sementara itu, ketika harga kedelai internasional menurun belakangan ini, harga kedelai di tingkat Kopti masih di kisaran Rp13.030/kg dan Rp14.800/kg di tingkat eceran. Harga kedelai impor saat ini masih merupakan harga pembelian kedelai periode 2-3 bulan sebelumnya (lag time).

Pada saat itu, khususnya di periode Juli-Agustus 2022, harga kedelai internasional tembus ke angka Rp8.411 per kg. Selain itu, juga terjadi kenaikan biaya distribusi sebagai dampak kenaikan BBM dunia, dari US$3,6 per gantang menjadi US$5,8 per gantang.

Kondisi ini pun membuat pemerintah melalui Perum Bulog mengimpor 350 ribu ton kedelai untuk mengatasi kenaikan harga komoditas, sehingga berpengaruh terhadap kenaikan harga tempe di dalam negeri.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER