TILIKAN

Kegagalan Tak Mengejutkan Ngeri Ngeri Sedap di Oscar 2023

CNN Indonesia
Kamis, 22 Des 2022 19:20 WIB
Keputusan mengirim Ngeri Ngeri Sedap ke Academy Awards 2023 bagai memasang taruhan tanpa banyak pertimbangan, alias impulsif belaka.
Keputusan mengirim Ngeri Ngeri Sedap ke Academy Awards 2023 bagai memasang taruhan tanpa banyak pertimbangan, alias impulsif belaka. (dok. Imajinari via YouTube)

Di sisi lain, ada film Indonesia rilisan 2021-2022 yang memiliki pengalaman festival film internasional, misalnya Before, Now & Then (Nana) yang tayang di Berlin International Film Festival bahkan memenangkan Silver Bear dan dapat nominasi Golden Bear untuk Best Film.

Kemudian ada Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas yang masuk daftar official selection Toronto Film Festival, Busan International Film Festival, dan London Film Festival.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga ketika Komite Seleksi Oscar Indonesia 2022 memutuskan Ngeri Ngeri Sedap ke Academy Awards, jelas menjadi sebuah pertanyaan, apa yang mendasari mereka memutuskan hal tersebut?

Dalam pernyataan ke media pun, Komite tidak menjabarkan alasan film itu dipilih. Mereka hanya menyebut bekerja selama sebulan untuk memilih wakil Indonesia dari puluhan film.

Komite Seleksi Oscar Indonesia 2022 diketahui berisi Deddy Mizwar, Zairin Zain, Armantono, Cesa David Luckmansyah, Garin Nugroho, Ilham Bintang, Niniek L Karim, Slamet Rahardjo, dan Yadi Sugandi. Namun Garin dan Yadi disebut tak terlibat dalam pemilihan keputusan film wakil Indonesia.

"Inilah maksimal yang dihasilkan Komite Seleksi Oscar Indonesia, selebihnya mari kita mendoakan bersama semoga tahun ini film kita itu bisa berjaya di ajang Oscars," kata Deddy Mizwar dalam pernyataan ke media, September lalu.

Ucapan Deddy Mizwar tersebut bagai menggambarkan banyak lembaga pengasuh perfilman di Indonesia tidak cukup berkompeten dalam upaya memajukan dan mempromosikan film Indonesia.

Padahal selain daripada doa, wakil Indonesia ke Oscar juga butuh hal teknis lainnya, salah satunya adalah perhitungan yang matang dan dukungan logistik untuk promosi.

Memang film yang sudah melanglang buana ke berbagai festival film internasional pun belum pasti bisa lolos daftar pendek Oscar, apalagi nominasi.

Beberapa film Indonesia yang hilir mudik di festival pun gagal jadi nominasi Oscar, seperti Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2018) yang pernah masuk Cannes, Kucumbu Tubuh Indahku (2019) yang masuk Venice, Impetigore (2020) di Sundance, dan Yuni (2021) yang masuk Cannes.



Namun setidaknya, kalau pun film-film Indonesia di festival internasional itu gagal masuk nominasi, kegagalan itu bukan karena Indonesia diwakili film yang tak 'bermodal' ke suatu 'peperangan' yang diikuti sineas dari seluruh dunia.

Lembaga pengasuh perfilman Indonesia ada baiknya lebih gencar lagi mempromosikan dan mendorong film lokal tayang dan berkompetisi di berbagai festival film di dunia. Bukan hanya sekadar untuk menambah peluang dilirik juri Oscar, tetapi juga merangsang peningkatan kualitas film dan sineas lokal.

Semakin sering berkompetisi, maka sineas lokal akan makin terpacu untuk membuat film yang mungkin saja suatu hari nanti bisa 'memecahkan telor' Indonesia ke Oscar, terlepas dari filmnya apakah bertema budaya atau komedi sekalipun.

(end)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER