Yang paling saya nikmati dari The Big 4 adalah akting para pemainnya. Abimana Aryasatya yang berperan sebagai kakak tertua The Big 4 memiliki kharisma yang mesti dimiliki oleh seorang abang.
Karismanya itu pun tidak hilang ketika ia harus melemparkan dialog-dialog komedi. Bahkan, jujur saja, ada satu dua adegan komedi yang mengingatkan saya ketika Abimana berperan sebagai Dono dari film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss!
Selain itu, saya juga ingin mengapresiasi akting Putri Marino dalam film ini. Ternyata, Putri bisa lucu juga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Dari film-film Putri yang saya pernah tonton, Putri selalu memiliki karakter yang cukup serius. Misalnya, Posesif, Sultan Agung: Tahta Perjuangan, Cinta, serta Cinta Pertama, Kedua & Ketiga.
Di The Big 4 karakter Putri Marino sebagai Dina juga tetap serius. Namanya juga seorang polisi yang ayahnya dibunuh. Tapi, ketika sudah satu adegan dengan Lutesha atau Kristo Immanuel, Putri ternyata bisa bikin saya tertawa.
Saya mesti memberikan penghargaan kepada Kristo Immanuel sebagai pendatang baru industri perfilman Indonesia. Sebagai seorang aktor baru, aktingnya bisa dikatakan bagus.
Berperan sebagai Pelor, Kristo mesti berbicara dengan aksen Timur. Tapi, ia bisa menyampaikan dialognya dengan konsisten dan meyakinkan sepanjang film.
Melihat kesuksesan The Big 4 yang menempati posisi kedua dari top 10 film global Netflix dan posisi puncak di Indonesia, bolehlah saya berharap Timo Tjahjanto melanjutkan film sekuelnya.
Jadi, The Big 4 cocok ditonton bagi kalian yang ingin mencari tawa dari film ringan meskipun penuh darah dan ledakan.