Review Film: The Big 4
Satu perasaan yang saya rasakan ketika closing credits The Big 4 mulai berputar: saya sangat menikmati tiap menit yang berlalu menertawakan kegilaan film ini.
Percobaan pertama Timo Tjahjanto menyentuh genre komedi yang dicampur dengan genre aksi yang sudah menjadi ciri khasnya itu berhasil bagi saya.
Pembangunan empat karakter utama The Big 4, yaitu Topan (Abimana Aryasatya), Jenggo (Arie Kriting), Alpha (Lutesha), dan Pelor (Kristo Immanuel), diperkenalkan dengan sangat baik di 10 menit awal film.
Timo juga langsung menyuguhkan adegan aksi yang penuh darah dan daging yang muncrat ke mana-mana dalam jangka waktu tersebut.
Tidak ketinggalan karakter Dina, diperankan oleh Putri Marino, yang diperkenalkan setelah opening title masuk.
Lewat adegan yang singkat itu, saya sudah dapat mengenal Dina dengan cepat lewat adegan di tukang fotokopi itu. Dina bukan perempuan yang bisa diremehkan.
Jika dilihat dari alur cerita, sebenarnya plot The Big 4 tidak begitu istimewa. Bisa dibilang ceritanya agak bisa ditebak, termasuk plot twist di akhir film.
Namun, karena Timo menyuguhkan komedi yang bikin terbahak-bahak dan tidak ragu dalam menampilkan potongan tangan, tubuh yang meledak, hingga isi otak yang berceceran, rasanya kekurangan dalam sektor cerita jadi bisa dimaafkan.
Plot cerita yang biasa saja itu untungnya lantas tidak jadi belibet di tengah jalan. Saya tetap bisa memahami alasan sosok Bapak jadi ajang rebutan antara The Big 4 dengan Dina.
Kata-kata 18+ terdengar sepanjang film. Segala isi kebun binatang, kotoran, hingga kata-kata tidak senonoh dengan entengnya mengalir dari mulut para aktor. Tapi, saya menilai ini sebagai sebuah nilai plus karena cocok dengan genre filmnya.
Lihat Juga : |
Lanjut ke sebelah...