Sutradara Argentina 1985, Santiago Mitre mengaku ia berkomunikasi langsung dengan para saksi dan korban kekejaman junta dalam menggarap film ini.
"Sangat penting untuk bisa berkontak langsung dengan orang-orang yang bekerja di persidangan itu," kata sutradara kelahiran 1981 tersebut kepada AP.
"Saya berbicara ke sebanyak mungkin kepada korban yang bisa saya lakukan, karena saya merasa bahwa film ini perlu memiliki perspektif humanis yang lebih kuat," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berbicara ke juri, ke orang yang memberikan kesaksian di persidangan dan tentu saja mereka yang menjadi tim jaksa," kata Mitre.
"Sangat penting bagi saya untuk bukan hanya mengetahui faktanya tapi juga memahami apa yang mereka rasakan." katanya.
![]() |
Pemeran jaksa Julio César Strassera, Ricardo Darin, adalah saksi dari sebagian warga Argentina yang ikut menyaksikan sidang yang disiarkan di televisi nasional kala itu.
Aktor kelahiran 1957 ini mengaku salah satu tujuannya mau bergabung dengan Argentina 1985 adalah agar bisa ikut andil mengingatkan generasi muda negara tersebut akan momen bersejarah tersebut.
"Ini sungguh urusan yang penting," kata Darin kepada AP. "Jangan lupa bahwa banyak orang di banyak bagian masyarakat Argentina saat itu, mereka tidak tahu kengerian yang telah terjadi,"
"[Kekejaman junta] itu sesuatu yang tidak dibicarakan dan tidak dibagikan [dengan bebas]. Jadi bagi banyak orang, bisa melihat saksi maju dan bisa mendengar anggota keluarga dari korban yang dibunuh atau disiksa, sungguh membuka pandangan orang," lanjutnya.
![]() |
Dalam perbincangan dengan Hollywood Reporter, Mitre mengakui dirinya menirukan footage berita asli pada 1985 untuk ditampilkan dalam film Argentina 1985.
"Saya ingin benar-benar tepat dalam cara kami menggambarkan persidangan. Kami terbiasa meninton footage asli dari sorotan kamera yang digunakan siaran televisi kala itu, yang menunjukkan saksi dari belakang karena terlalu berbahaya menunjukkan wajah mereka," kata Mitre.
Menurut Mitre, banyak orang yang berani untuk bersaksi diburu oleh pihak militer. Fakta itu ingin juga ditunjukkan oleh Mitre dengan menggunakan teknik perekaman yang sama pada situasi seperti saat itu.
"Untuk beberapa footage, kami merekamnya dengan sudut kamera yang sama seperti siaran aslinya, menggunakan kamera pneumatic dan lensa yang sama seperti yang mereka pakai pada 1985," kata Mitre.
"Dengan melakukan itu, kami menciptakan arsip footage palsu kami sendiri dengan aktor kami. Kami mencampurkan footage 'palsu' tersebut dengan footage yang asli dan kemudian adegan yang kami ambil dengan kamera digital Alexa," lanjutnya.