Nomor-nomor seperti Angin, Arjuna, Restoe Boemi, hingga I Want to Break Free bergantian dibawakan oleh Virzha dan Ello, sekaligus melepas rasa penat penggemar yang telah lama menanti sejak siang hari.
Dewa 19 naik panggung sekitar pukul 20.00 WIB lewat, terlambat dari jadwal seharusnya yakni pukul 19.00 WIB. Beberapa penonton di tribun pun berulang kali menyuarakan protes karena waktu menunggu penampil utama yang terlampau lama.
Lihat Juga :![]() LAPORAN INTERAKTIF Satu Sisi Ahmad Dhani |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak Mulan Jameela membuka pertunjukan dan kelar pada 18.00 WIB, puluhan ribu penonton berangsur hadir menyesaki tribun maupun area festival untuk menanti kemunculan Dewa 19.
Hingga tembang Cinta Gila dimainkan, saya pun memilih untuk keluar sejenak. Mencari udara, jaringan ponsel, dan sedikit kudapan untuk penangkal lelah di sisa set yang masih panjang.
Entah karena faktor usia atau memang kepayahan tata letak dari penyelenggara, saya merasa amat kelelahan dengan pertunjukan musik berskala stadion seperti semalam.
Belum lagi janji set panjang yang nyatanya dituntaskan oleh Dewa semalam. Meski memuaskan hati dan kepala banyak orang, kesan dragging dan jenuh tetap muncul sehingga membuat saya terlelap sejenak di jeda tiap lagu.
Upaya-upaya kolaboratif juga ditawarkan oleh Dewa untuk menuntaskan janji pesta rakyat yang seutuhnya. Tembang Bimbang dibawakan dengan diva dangdut Elvy Sukaesih bersama Mulan Jameela, seakan mengerti bahwa dangdut adalah penawar paling mudah bagi segala suasana.
Tak hanya itu, aksi komikal dari komedian/penyanyi sempat hadir melalui sosok Andre Taulany, yang dulu dikenal sebagai vokalis Stinky, grup pop era akhir dekade 1990-an.
Bersama Dewa, Andre melantunkan tembang Mungkinkah yang menjadi primadona masyarakat di era-era awal reformasi kala itu.
Di luar itu, penampilan prima Once Mekel serta Ari Lasso yang karismatik tentu menjadi hal yang menjadi magnet utama di helatan ini. Once kebagian Roman Picisan, Dewi, Cemburu, Risalah Hati, hingga Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia.
![]() |
Sementara Ari Lasso mendapatkan giliran lagu-lagu yang lebih mentereng, seperti Elang, Aku Disini Untukmu, Kirana, Aku Milikmu, Pupus, hingga berakhir dengan Kangen dan Separuh Nafas.
Menilik dari penampilan, musikalitas, konsep dan penataan set lagu, Dewa 19 tentu menunaikan secara utuh janji-janji tersebut kepada 'rakyat'-nya. Mereka membiarkan 70 ribu orang lebih berpesta.
Namun, sebuah pertunjukan musik tak bisa ditilik dari penampilan band saja. Seluruh aspek pendukung yang melibatkan pengalaman penonton menjadi sisi yang patut mendapatkan perhatian dari Dewa 19 maupun penyelenggara.
Hal yang paling banyak dikeluhkan pengunjung adalah sarana transportasi yang belum cukup efektif. Ribuan armada shuttle bus yang disediakan untuk penumpang nyatanya justru menimbulkan kemacetan masif di akhir acara.
Tentu tanggung jawab ini bukan sepenuhnya berada di tangan penyelenggara. Banyak kealpaan sistemik yang mengakibatkan konser di JIS menjadi sebuah tantangan bagi band-band lainnya.
Akses transportasi umum yang tak terintegrasi hingga buruknya kondisi trotoar adalah dua hal paling mudah untuk disorot.
Tanpa penunjang elementer seperti dua hal di atas, maka kesaksian pengalaman buruk penonton hanya tinggal menanti waktu.
Maka dapat disimpulkan, Pesta Rakyat yang dijanjikan oleh Dewa memang benar-benar tersaji. Secara langsung ataupun tidak, Dewa membuktikan kondisi yang sesungguhnya dari rakyat Indonesia - penuh derita, tanpa solusi, dan mudah sirna oleh produk hiburan semata.
(end)