Tampak jelas bagaimana Raisa melepaskan seluruh rasa penat dan lelahnya, untuk menghidupkan nilai dan pesan yang kerap ia sampaikan pada lagu-lagunya: penerimaan diri.
Suasana yang ia bangun menjadi tampak jujur dan tanpa tendensi bahwa lirik-lirik lagunya memang ramah untuk industri. Lagu demi lagu yang ia tampilkan tak terasa melelahkan, terlebih bagi saya yang merupakan pendengar pemula Raisa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski secara musikalitas masih tidak terlalu nyetel dengan karya Raisa, saya paham betul bagaimana ikatan antara Raisa dan YourRaisa terbentuk secara alami dari konser malam itu.
Di tengah penampilan, Raisa juga sempat menyisipkan beberapa kolaborasi kejutan bersama Afgan untuk tembang ikonis berjudul Percayalah. Tak hanya itu, prodigy Isyana Sarasvati juga Raisa hadirkan untuk bermain piano dan berduet apik untuk Nyawa dan Harapan.
Aksi kolaborasi itu dipuncaki dengan Raisa yang mengajak para sahabatnya untuk naik panggung. Mulai dari Afgan, Vidi Aldiano, hingga Isyana Sarasvati diperkenalkan kembali oleh Raisa dan mereka bersama-sama menyanyikan lagu Anganku dan Anganmu secara bergantian.
Tentu sebuah gestur yang baik saat Raisa bersyukur akan arti persahabatan. Namun bagi saya, hal itu hanyalah sebagai gimik macam di televisi yang tak terlalu berarti. Namun itu tak mengapa, toh penonton tetap menikmati momen itu.
![]() |
Gimik-gimik serupa juga hadir lagi di jelang akhir set. Entah atas dasar apa, Raisa sempat mengajak penonton naik panggung untuk menelepon mantan dan menyambungkannya ke lagu Mantan Terindah, untuk dinyanyikan bersama-sama.
Memang, formula-formula itu berguna untuk menghidupi pertunjukan seorang penampil arus utama. Namun sekali lagi, bagi saya Raisa tidak perlu repot-repot menyiapkan adegan semacam itu hanya demi menghidupi lagu-lagunya.
Secara keseluruhan, Raisa tampil begitu bertenaga. Sekitar 26 lagu dibawakan dalam durasi nyaris tiga jam. Setidaknya enam busana berbeda juga ia tampilkan mengiringi lagu-lagunya.
Lihat Juga :![]() REVIEW KONSER Nostalgia Nyaris Sempurna Bareng Westlife di GBK |
Penampilan itu tentu bukan hal yang mudah dilakukan oleh seorang penyanyi, musisi, atau penampil apapun di hadapan puluhan ribu orang. Sehingga Raisa Live in Concert SUGBK tepat untuk dikenang sebagai momen bersejarah bagi Raisa dan para penggemarnya.
Dengan luaran pertunjukan tunggal semegah itu, Raisa memberikan standar penting dan semoga bisa merangsang penampil lain menggelar hajatan serupa. Karena ketika standar-standar tersebut telah tercipta, maka ekosistem pertunjukan musik yang sehat akan segera terlaksana di Indonesia.
Puncaknya? impian pertunjukan musik berskala stadion tidak hanya menjadi milik para pelakon di arus utama, apalagi cuma di Jakarta. Raisa berhasil menunjukkan bagaimana seluruh orang juga berhak memiliki impian yang serupa.
Sebagai penutup, saya tak ragu mengatakan bahwa konser tersebut - cepat atau lambat - akan segera memuluskan langkah Raisa menuju titel Diva. A new dream to achieve, maybe, Raisa?