LIPUTAN KHUSUS

Dangdut Koplo, Lahir di Zaman Edan Kini Pentas di Festival Kekinian

tim | CNN Indonesia
Kamis, 09 Mar 2023 09:00 WIB
Lewat liputan khusus, CNN Indonesia menelusuri jejak kelahiran dangdut koplo yang kini bisa ditemui di setiap jengkal Pulau Jawa.
Musik dangdut koplo kini dimainkan di mana-mana, mulai dari panggung hajatan hingga di festival musik ternama. (CNN Indonesia/Adi Ibrahim)

Cerita Cak Sodiq itu juga selaras dengan yang diungkapkan oleh Andrew N. Weintraub dalam buku Dangdut: Musik, Identitas, dan Budaya Indonesia (2012). Ia menjelaskan bahwa koplo, yang merupakan produk dangdut daerah, semakin menambah sensasi dari para penenggak pil koplo yang berpesta.

Hasrat untuk berpesta itu juga disebabkan oleh euforia masyarakat pascaera Soeharto yang dikenal sebagai "zaman edan". Sehingga, Weintraub menilai ekspresi ini sebagai zaman "penuh goncangan dan kekacauan, tapi juga sarat energi dan harapan".

Selain itu, Weintraub juga menjelaskan bahwa koplo merupakan interpretasi ulang dari permainan kendang jaipongan dari Jawa Barat. Para musisi dangdut di Surabaya dan Jawa Timur mengaku meminjam permainan musik jaipongan yang mereka dapatkan dari VCD bajakan yang masuk ke daerah mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Interpretasi itu kemudian melebur sehingga menciptakan pola permainan kendang dangdut yang lebih rancak yang disebut dengan senggakan.

Biduan Githa Gusmania manggung dan menerima saweran dari penonton di sebuah acara syukuran (rasulan) di Indramayu, Jawa Barat, Desember 2022. Githa Gusmania salah satu biduan tarling/koplo yang sering manggung di wilayah Indramayu dan kota lainnya di pulau Jawa. CNN Indonesia/Safir MakkiBiduan Githa Gusmania manggung dan menerima saweran dari penonton di sebuah acara syukuran (rasulan) di Indramayu, Jawa Barat, Desember 2022. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Senggakan

Denis Setiaji, etnomusikolog dari ISI Surakarta, menjelaskan bahwa senggakan tidak lahir bersamaan dengan koplo. Senggakan lahir setelah adanya koplo.

Meski demikian, senggakan kini menjadi salah satu elemen yang tidak terpisahkan dari koplo. Ketika dangdut koplo menyesuaikan diri dengan jenis musik yang diterima di daerah tertentu --misalnya di Indramayu, Jogjakarta, atau Surabaya-- senggakan tetap jadi benang merah.

Hingga pada akhirnya senggakan pun menaikkan popularitas koplo ke seluruh penjuru negeri, terutama di tanah Jawa.

Popularitas koplo dengan mudah tersebar dan diterima karena tujuan senggakan itu tercapai, yaitu agar panggung musik lebih meriah. Juga, terciptanya interaksi yang dilempar oleh pemain musik yang disahut oleh para penonton.

"Biasanya kan kalau senggakan itu konsepnya ujar-ujaran yang bermakna atau pun tidak bermakna, yang mengikuti kendangan untuk meramaikan satu sajian gending di karawitan," jelas Denis kepada CNNIndonesia.com di Solo, Jawa Tengah.

"(Senggakan) itu juga disukai oleh penikmat, penonton. Sambil joget dia menirukan senggakan itu dengan gerakan-gerakannya," tambahnya.

Cak Sodiq Monata. CNN Indonesia/Adi Maulana IbrahimCak Sodiq dengan OM Monata merupakan salah satu musisi dangdut koplo paling tenar di Jawa Timur. CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim

Pola senggakan yang mampu "menyihir" penonton agar lebih asyik menikmati musik dangdut, dan juga dangdut koplo, kemudian juga dipakai dan dipraktekkan oleh berbagai musisi, khususnya para musisi di belahan Jawa lainnya.

Misalnya saja NDX AKA, duo hip hop dangdut asal Imogiri, Yogyakarta.

Yonanda Frisna Damara yang merupakan pelopor NDX AKA membenarkan bahwa senggakan dan koplo perlu digunakan dalam musik mereka agar memberikan suntikan semangat, baik kepada penonton dan juga musisinya.

"(Koplo menjadi) variasi dalam musik. Senggakan itu bisa memeriahkan musiknya jadi lebih hidup, lebih berwarna, enggak monoton," kata Nanda. 

"Dan ketika dibawakan live, senggakan menjadikan penonton dan penyanyinya semangat." 

(far/pra)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER