"Setiap kali aku bernyanyi dulu di Jawa Timur, itu pokoknya harus begini musiknya, tambahin alat musiknya. Kalau satu lagu, satu jam itu saya nyanyinya kuat banget," katanya.
"Apalagi kalau disawer. Enggak kelar-kelar!" tambahnya. "Orang menyawer satu jam itu enggak kelar-kelar joget sambil [aku] menyanyi kayak begitu."
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bakat, niat, dan kerja keras Inul dalam menghibur penonton dengan koplo 'oplosan' itu membuat dirinya meraih kesempatan dikenal lebih luas dari sekadar panggung hajatan. Aksinya banyak direkam dan disebar melalui cakram padat (VCD) yang secara tidak langsung ikut menularkan 'virus' koplo ke berbagai daerah.
Hingga kemudian Dewi Fortuna berpihak ke Inul pada 2003. Ia terendus produser televisi yang kemudian menyiarkan aksinya dan menuai rating positif.
Inul kemudian diboyong ke Jakarta dan tampil di sebuah acara yang dibuat khusus menampilkan dirinya bergoyang mengebor di sela hentakan musik koplo. Walaupun badai perselisihan dengan kubu dangdut klasik menerjang Inul dan sempat diakui membuat ia terpuruk, hokinya pun tak lantas surut.
Kini, Inul dianggap sebagai 'Bunda' dari para biduan koplo.
![]() |
"Kalau aku sih bangga saja dibilang pelopor koplo, karena aku melalui, aku menikmati prosesnya, dan aku masih ada sampai sekarang," kata Inul. "Dan aku bisa melihat bahwa koplo yang zaman dulu dibilang konotasinya jelek, ternyata sekarang menjadi berkelas. Aku bangga,"
Namun bagi perempuan lain yang masih merintis tangga popularitas sebagai biduan koplo, mereka mengakui skena musik koplo Jawa Timur memang memiliki cara tersendiri dalam 'mendidik' biduannya.
"Karena menurutku menggodoknya di Jawa Timur itu luar biasa," kata Lia, salah satu biduan OM Monata.
"Di sini tuh bibitnya tuh cepat (terkenalnya), jadi suburnya orkesnya itu ya di Jawa Timur," timpal biduan OM Monata lainnya yang bernama Ani.
Di Jawa Timur, biduan tak bisa dilepaskan dari orkes mana yang membawanya. Tak jarang, para orkes ini memiliki biduannya sendiri yang diasuh dan dididik untuk bisa tampil membawakan lagu mereka di atas panggung.
![]() |
Lia dan Ani tak menampik bahwa banyak biduan koplo Jawa Timur yang sukses menaklukkan Jakarta. Namun faktanya, tak semua biduan di Jawa Timur kini ingin mengikuti jejak kelima penyanyi terkenal itu.
Lia misalnya. Ia pernah memiliki mimpi untuk bisa terkenal dan menaklukkan Ibu Kota. Baginya, Jakarta bagai "lift" untuk bisa dikenal se-Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan Lia adalah mengikuti kontes dangdut yang diadakan sebuah televisi nasional.
Namun Lia sadar, yang memiliki mimpi menaklukkan Jakarta dengan jalan singkat seperti kontes dangdut bukan cuma dirinya.
Lanjut ke sebelah..