Ia berulang kali menekankan sama sekali tidak mengetahui hal tersebut saat berhubungan dengan JMS.
"Saya juga menonton In the Name of God: A Holy Betrayal, ada bagian yang JMS mengatakan 'Saya Mesias.' Ketika saya tonton adegan itu, saya rasa dia gila. Kamu mungkin tak percaya, tapi saya enggak sadar itu dulu. Mungkin terkesan menyedihkan, tapi itu yang terjadi."
"Saya ingat nonton video-video JMS. Sebelum bilang dia Mesias, dia melakukan pendekatan pelan-pelan dua hingga tiga jam, baru mengklaim sebagai Mesias," tutur Kyoungyoon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak percaya dia Mesias. Bahkan saat tante bilang dia seseorang yang bagus dalam menyampaikan pesan Tuhan. Itu benar saya telah dicuci otak hingga di titik berpikir, 'Kalau harus membandingkan JMS dengan seseorang, apakah itu Mesias?'"
Dalam wawancara itu, Kyoungyoon pun mengaku pernah aktif dalam JMS, yakni melalui klub menyanyi. Ia menyatakan bergabung karena ingin mendapatkan pelatihan menyanyi.
"Itu terjadi ketika saya duduk di kelas sembilan, ketika saya mendaftar ke klub menyanyi. Ketika saya lulus, saya menerima undangan ke ruang obrolan grup melalui Naver Band," Kyoungyoon bercerita.
Ruang obrolan tersebut, kata Kyoungyoon, digunakan untuk memberikan pekerjaan rumah. Selain hymns, ada juga lagu biasa yang ditugaskan untuk latihan. Sehingga, hal itu membuatnya seperti mengambil pelajaran menyanyi online.
"Saya aktif dengan klub bernyanyi selama kelas sembilan dan sepuluh. Sekali atau dua kali setahun, akan ada pertemuan langsung tapi tidak ada pertunjukan yang sebenarnya."
"JMS tampaknya telah menggunakan remaja dan minat mereka untuk menginjili orang lain atau melakukan pekerjaan misionaris. Saya tidak mempertanyakan apa pun saat itu. Saya hanya mengira mereka adalah orang-orang yang mengajar musik," pengakuan Kyoungyoon.
Pada akhirnya, Kyoungyoon DKZ kembali menegaskan telah memutuskan semua hubungan dengan JMS.
"Meski ini terlalu telat, tapi saya memutuskan semua hubungan dengan gereja itu. Tak ada lagi JMS," Kyoungyoon menegaskan.
JMS merupakan satu dari empat kultus dan sekte sesat yang dikupas serial dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal. Jeong Myeong-seok selaku pimpinan mengklaim dirinya Mesias.
Tak hanya itu, ia pun kerap menargetkan perempuan muda, bahkan minor, yang tinggi sebagai korban pelecehan seksual dengan modus penyucian dan mempelai perempuan Tuhan.
Jeong Myeong-seok sesungguhnya sudah pernah dihukum penjara 10 tahun terkait pelecehan seksual pada 2008 dan keluar pada 2018.
Ia pun kini kembali terjerat permasalahan yang sama setelah dilaporkan dua warga negara asing atas dugaan pelecehan seksual. Proses hukum masih berlangsung hingga kini.
(chri)