Pangeran Harry baru-baru ini berada di London untuk memberikan kesaksian atas kasus dugaan peretasan telepon oleh Associated Newspapers, perusahaan yang menaungi sejumlah surat kabar Inggris.
Dalam kesaksian itu, ia mengaku tidak tahu bahwa ponselnya bisa diretas dalam waktu yang begitu lama. Harry juga menuding kerajaan sebagai 'lembaga' yang membiarkan kasus itu terjadi.
Harry bahkan menyebut tidak ada pihak kerajaan yang membahas masalah tersebut. Padahal, pelanggaran itu diklaim sudah terjadi sejak 1996 hingga 2011.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada yang pernah mengajak berdiskusi dan tidak ada rapat terstruktur dalam bentuk apa pun, tentu saja tidak ada yang mengundang atau memberi tahu saya," kata Harry dalam persidangan, dikutip dari ET pada Selasa (28/3).
"Lembaga itu jelas menunjukkan bahwa kami tak perlu tahu apa pun tentang peretasan telepon dan menjadi jelas bagi saya bahwa keluarga kerajaan tidak bisa memberikan saksi di sini karena bisa membuat situasi semakin rumit," lanjutnya.
Harry kemudian menuding keluarga kerajaan sengaja menahan informasi terkait peretasan yang dialami, salah satunya yang dilakukan oleh News Group Newspapers.
Ia juga mengaku dikekang dengan aturan ketat kerajaan yang membatasi ruang gerak Harry di publik, termasuk untuk berpendapat atau memberi respons terkait suatu rumor.
Hal tersebut pada akhirnya memicu Pangeran Harry mengambil langkah hukum sendiri dengan merekrut penasihat hukum yang berbeda dari kerajaan.
"Lembaga itu memiliki kebijakan 'no comment' yang ketat, yang berarti artikel paling buruk atau paling mencurigakan pun sering kali tidak saya hiraukan," ucap Harry.
"Ada kesalahpahaman bahwa kami semua terus berkomunikasi satu sama lain, tetapi itu tidak benar," lanjutnya.
Harry kemudian bercerita bahwa hubungan tak baik antara dirinya dengan surat kabar Inggris mulai terjadi sejak kematian Putri Diana pada 1997. Namun pada saat itu, ia tak punya banyak pilihan selain diam dan menerima semua berita.
Sikap tersebut lalu berubah ketika hubungan Harry dan Meghan Markle diketahui publik. Duke of Sussex itu mengaku banyak mendapat sorotan negatif hingga komentar bernada rasisme yang ditujukan kepada istrinya.
Situasi semakin parah setelah kelahiran putra mereka, Archie. Berbagai hal tersebut menjadi pemantik bagi Harry untuk mengambil langkah hukum, terutama setelah memutuskan keluar dari kerajaan.
"Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa gelembung itu meledak pada 2020, ketika saya pindah dari Inggris," ucap Harry.
Gugatan Harry terhadap Associated Newspapers juga diajukan bersama beberapa figur publik lainnya. Sebut saja Elton John, Sadie Frost, hingga Elizabeth Hurley.
Perusahaan tersebut menaungi sejumlah surat kabar, seperti Daily Mail, MailOnline, The Mail on Sunday, hingga Metro.
Harry juga mengajukan gugatan serupa terhadap News Group Newspapers (NGN), penerbit News of the World hingga surat kabar The Sun.