Namun, beberapa penonton lainnya menuliskan reaksi berbeda terhadap Rise of the Beasts. Film yang berlatar masa lalu itu dinilai punya pendekatan berbeda dari lima rilisan Transformers garapan Michael Bay.
Salah satu komentar juga menilai efek CGI yang muncul dalam film itu tidak terlalu buruk. Namun, penonton itu masih mengapresiasi cerita yang menjadi reboot dari alur utama Transformers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, penonton lain menilai Transformers masih memiliki kekurangan pada momen klimaks sehingga sulit untuk dapat menikmati secara keseluruhan.
"Reboot sih ini namanya, ceritanya mengulang dari awal. Perbedaan paling terasa dibanding Bay sih enggak ada 'hot chicks,' adanya dua nerd yang enggak sengaja ketemu," cuit akun @tukismind.
"Autobots enggak mengkilap seperti punya Bay. CGI, mohon maaf, enggak terlalu bagus. Ceritanya? Ya oke lah buat reboot Transformers," lanjutnya.
"Keren tapi kayak kurang aja, susah jelaskannya, kayak klimaks kurang brutal pas nonton. Tapi tetap keren-keren banget! Enggak sabar menunggu film selanjutnya," cuit akun @kepindapit melalui Twitter.
CNNIndonesia.com telah meminta izin kepada seluruh penonton untuk mengutip cuitan tersebut.
Transformers: Rise of the Beasts menjadi film ketujuh waralaba Transformers. Film ini berlatar waktu tahun 1994 yang bertempat di New York, Amerika Serikat, dan Machu Picchu, Peru.
Disutradarai Steven Caple Jr., Rise of the Beasts juga memperkenalkan para bintang baru sebagai pengisi suara, seperti Pete Davidson sebagai Mirage dan Sebastian Maniscalco sebagai Wheeljack, Autobot berlogat Latin yang menemani perjalanan Prime dkk di Peru.
Tak hanya itu, Michelle Yeoh juga akan hadir sebagai Airazor dan Liza Koshy sebagai Arcee, seorang Autobot yang bisa berubah menjadi motor Ducati 916.
Transformers: Rise of the Beasts tayang di bioskop Indonesia mulai 7 Juni.