Voice of Baceprot (VoB) bakal merilis album pertama mereka bertajuk Retas bulan depan. 12WIRED selaku manajemen mengonfirmasi rencana perilisan menyusul perilisan single What's the Holy (Nobel) Today? baru-baru ini.
Singe tersebut nantinya menjadi bagian dari Retas, album yang akan dirilis pada 13 Juli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Trio rock asal Indonesia melepas single baru dengan lantang, diambil melalui debut album yang segera rilis," bunyi keterangan resmi manajemen VoB yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (16/6).
Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai detail isi album yang akan dirilis. Namun, anggota VoB banyak menjelaskan tentang What's the Holy (Nobel) Today? yang jadi pembuka agenda perilisan Retas.
Menurut pemain gitar dan vokalis VoB, Marsya, What's the Holy (Nobel) Today? menyajikan kisah penting yang selalu terekam dalam memorinya sebagai penulis lagu.
Marsya mengaku mengenang pembicaraan serius dengan guru konseling VoB semasa sekolah, Abah Erza, demi menemukan ide menuliskan lagu tersebut.
Berbekal dari memori tersebut, isu peperangan beserta seluruh risikonya menjadi perhatian Marsya. Inspirasi tersebut pun ia tuangkan untuk menjahit keseluruhan lagu What's the Holy (Nobel) Today?.
"Salah satu topik paling memilukan yang menguras emosi kami adalah kengerian perang," ungkap Marsya menjelaskan makna lagu terbaru VoB.
"Abah [Erza] menunjukkan bahwa para korban dari peperangan didominasi warga sipil, kebanyakan wanita dan anak-anak," sambung Marsya.
Lebih lanjut, pemain drum VoB, Sitti mengungkap interpretasi lain soal makna yang terkandung dalam single baru mereka. Menurutnya, What's the Holy (Nobel) Today? produk penafsiran VoB soal perang kala menghadapi perundungan di media sosial.
"Kalian bisa melihat tentang apa yang sebenarnya disiratkan dalam single tersebut. Kami ingin mengungkap pengalaman kami terjebak dalam 'perang', termasuk saat kami menjadi korban bully di media sosial," ujar Sitti mengenang perjalanan mereka di masa lalu.
"Beberapa orang bahkan bisa menyerang kami dengan api kemarahan lewat komentar-komentar negatif, meskipun kami tidak pernah menunjukkan agresi terhadap siapa pun," sambung Sitti.
Lanjut ke sebelah...