"Ada begitu banyak urutan pengejaran di film ini hingga film tersebut tampak disatukan dengan potongan plot yang ramping, bukan sebaliknya. Lebih buruknya lagi, mereka begitu banyak menggunakan CGI sehingga terlihat sangat-sangat buruk," kata Zacharek.
"Kalian sebagian besar pergi dengan apa yang dibayangkan bakal didapat bila kau memprogram sebuah program AI abad 21 untuk menulis cuplikan nostalgia bagi anak-anak akhir abad ke-20," tulis Fear.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siddhant Adlakha dari IGN bahkan merasa bahwa film ini dan James Mangold gagal menangkap magis Spielberg yang sudah ditinggalkan dalam empat film sebelumnya.
"Indiana Jones and the Dial of Destiny gagal menangkap kembali keajaiban Spielberg. Dengan aksi yang tidak menginspirasi dan tema yang saling bertentangan serta motivasi karakternya [kurang], ini adalah bukti bahwa beberapa hal memang baiknya harus diakhiri saja," tulis Adlakha.
Indiana Jones and the Dial of Destiny menjadi film pemungkas Harrison Ford dalam memerankan karakter arkeolog sekaligus petualang legendaris itu.
Film saga kelima dari waralaba Indiana Jones ini datang setelah 15 tahun dari film keempatnya yang rilis pada 2008 lalu.
Indiana Jones and the Dial of Destiny bercerita tentang perjalanan terakhir Indiana Jones yang ditemani oleh anak baptisnya, Helena Shaw (Phoebe Waller-Bridge).
Harrison Ford mengatakan Indiana Jones 5 adalah kali terakhir dirinya menjadi sang arkeolog.
Selain Ford dan Phoebe Waller-Bridge, Dial of Destiny juga dimeriahkan oleh penampilan dari Mads Mikkelsen, Antonio Banderas, John Rhys-Davies, Toby Jones, hingga Karen Allen.
Indiana Jones and the Dial of Destiny tayang di bioskop Indonesia pada 28 Juni 2023.