472 Koleksi Sejarah Budaya Indonesia Kembali dari Belanda
Ratusan koleksi budaya milik Indonesia yang dibawa saat masa penjajahan akhirnya kembali dari Belanda. 472 benda itu sebelumnya dibawa ke Belanda atas paksaan hingga melalui penjarahan.
Pengembalian koleksi budaya itu diputuskan Sekretaris Negara untuk Kebudayaan dan Media Belanda Gunay Uslu atas permintaan Indonesia. Dalam keputusan itu, Belanda juga mengembalikan enam koleksi barang kepada Sri Lanka.
"Ini momen bersejarah. Ini merupakan kali pertama kami mengikuti rekomendasi Komite untuk mengembalikan benda-benda yang seharusnya tidak pernah dibawa ke Belanda," tutur Uslu dalam keterangan resmi yang dirilis pada Kamis (6/7).
"Namun lebih dari itu, ini momen menatap masa depan. Kami tidak hanya mengembalikan benda; kami juga menapaki kerja sama yang lebih erat dengan Indonesia dan Belanda untuk bidang penelitian koleksi, presentasi, dan pertukaran antarmuseum," lanjutnya.
Proses pengembalian koleksi budaya berawal ketika pemerintah Indonesia meminta pengembalian sejumlah benda yang penting bagi negara. Museum Nasional Kebudayaan Dunia lalu mempelajari sejarah benda-benda itu sambil berkonsultasi dengan ahli Indonesia.
Setelah menerima hasil temuan penelitian, Komite Belanda berdiskusi dengan perwakilan Indonesia yang dipimpin mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja.
Komite Belanda kemudian merilis rekomendasi agar benda-benda itu dikembalikan. Koleksi budaya yang dikembalikan itu meliputi 335 benda asli Lombok, 132 benda seni rupa modern dari Bali yang dikenal dengan koleksi Pita Maha.
Kemudian, empat arca dari Kerajaan Singasari dan sebilah keris dari Kerajaan Klungkung juga masuk dalam barang yang dikembalikan tersebut.
Sementara itu, enam koleksi budaya yang diserahkan ke Sri Lanka terdiri dari sejumlah benda. Seperti pedang kastane berwarna emas dan perak, pisau Sinhala, dan dua buah senjata.
Penyerahan kembali koleksi budaya ke Indonesia akan berlangsung di National Museum of Ethology di Leiden, Belanda pada Senin (10/7). Sedangkan, pengembalian kepada Sri Lanka dilakukan akhir tahun ini.
Pihak Belanda saat ini juga sedang mempertimbangkan permintaan lebih lanjut dari Indonesia, Sri Lanka, dan Nigeria. Mereka tengah melakukan penelitian dan akan mengeluarkan rekomendasi dari hasil temuan.